Rabu, 11 Februari 2009

Sejarah Perayaan Jahiliyah "Valentine Day"

Bismillahirrahmanirrahim...
Wahai Saudaraku Se-Iman se-Aqidah...Semoga Allah Azza Wajalla selalu memberikan kita ilmu yang bermanfaat, rizky yang baik dan amalan yang diterima.
Sehingga kita dapat tegak diatas Sunnah Rasul-Nya hingga akhir hayat kita. Dan semoga Allah Azza wa Jalla selalu melimpahkan Rahmat-Nya pada kita semua. Amiin....
Dan insya allah, postingan ana kali ini masih ada kaitannya dengan postingan sebelumnya yakni mengenai budaya jahiliyah dan budaya kesyirikan ”Valentine day”.
Dan tentunya, sekali lagi ana ingatkan, kita membahas Valentine day ini – agar kita tidak terjerumus kedalam kemaksiatan, dengan ikut merayakannya atau membenarkannya – selain itu agar kita mampu mencegah keluarga, sanak kerabat, dan teman kita dari ikut-ikutan budaya umat-umat yang tersesat dan dilaknat Allah Azza wa Jalla ini.
Wahai Saudarku yang selalu mengharapkan Ridho Allah Azza wa Jalla – Ribuan Literatur yang berupaya menggali sejarah valentine day yang merupakan budaya Jahiliyah, yang penuh kemaksiatan dan kesyirikan ini – masih banyak terjadi perbedaan pendapat, dimana ada banyak versi tentang asal perayaan budaya jahiliyah syirkiyah Valentine day ini.
Adapun versi yang paling populer memang tentang kisah Santo valentinus yang diyakini hidup pada masa kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajalnya pada tanggal 14 februari 269 Masehi. Dan kisah ini pun masih ada beberapa versi. Namun yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat yakni bahwa Valentine day erat hubungannya dengan budaya paganisme alias penyembahan terhadap dewa-dan dewi Romawi kuno, yang memang dipenuhi dengan legenda, mitos dan penyembahan terhadap berhala. Jadi menurut pandangan Tradisi Romawi Kuno, pertengahan Bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan.
Kemudian di dalam tarikh atau sejarah kalender Athena Kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan februari disebut sebagai Bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Di tradisi Roma kuno sendiri saudaraku, tanggal 15 februari itu dikenal sebagai hari raya Lupercalia, yang merujuk kepada nama salah satu dewa yang bernama Lupercus, Lupercus ini dekenal sebagai dewa kesuburan. Dimana dewa ini digambarkan sebagai seorang laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Nudzubillahi mindzalik.
Dan di zaman Roma kuno, para pendeta disana setiap tanggal 15 februari akan melakukan ritual penyembahan kepada dewa Lupercus dengan mempersembahkan korban berupa kambing kepada sang Dewa.
Setelah itu mereka minum anggur dan akan berlari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan kulit domba dan menyentuh siapa saja yang mereka temui. Kemudian para perempuan muda akan berebut untuk disentuh kulit kambing yang dibawa oleh para pemuda-pemuda karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Dan hal ini merupakan sesuatu yang sangat dibanggakan di Roma kala itu.
Jadi saudaraku - Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi kuno yang berlangsung antara tanggal 13 hingga 18 februari, dimana pada tanggal 15 februari merupakan puncak perayaannya. Jadi dua hari pertama yakni tanggal 13 dan 14 februari, dipersembahkan untuk dewi cinta alias Queen of Feverish Love yang bernama Juno Februata. Pada hari itu saudaraku, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilahkan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya keluar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang berhasil memilihnya. Naudzubillahi mindzalik. Sungguh saudaraku, budaya ini budaya yang jahil yang penuh dengan kemaksiatan.
Selanjutnya nih - Keesokan harinya, yakni tanggal 15 februari, mereka kemudian pergi ke kuil untuk meminta perlindungan dewa lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, para lelaki muda melecuti gadis-gadis dengan kulit binatang. Para gadis itu kemudian berebutan untuk bisa mendapatkan lecutan karena menganggap bahwa semakin banyak lecutan yang didapat maka mereka akan bertambah cantik dan subur.
Dan ketika agama kriaten katolik masuk keRoma, mereka lantas mengadopsi upacara paganisme, upacara sembah berhala ini dan mewarnainya dengan nuansa kristiani. Antara lain mereka mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau pastor. Adapun Diantara pendukung hal ini adalah Kaisar Konstantine dan paus Gregory I. Selanjutnya Ikhwa Fillah - agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 februari.
Sungguh sesuatu yang mengada-ada dan diada-adakan guna menjerat seseorang di dalam keyakinan mereka. Untuk lebih jelasnya, saudaraku bisa baca di The World Book Encyclopedia, 1998. atau buku Valentine day so What ?
Nah Saudaraku yang mengharapkan Ridho Allah - Tentang siapa Santo Valentinus sendiri, sepeti telah ana singgung diawal postingan ini, para sejarawan masih berbeda pendapat. Saat ini sekurangnya ada tiga nama valentine yang meninggal pada tanggal 14 februari. Sebagaimana yang terdapat di The Catholic Encyclopedia Volume XV sub judul st. Valentine. Sebagaimana yang kami kutip dari Valentine day so What ? Seorang diantaranya yang bernama Santo Valentiene ini dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya “St. Valentine” yang dimaksud. Juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda-beda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II yang memerintah kerajaan Roma berang, dan kemudian memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine, karena ia (Santo Valentine) dengan berani menyatakan tuhannya ialah isa al-masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi.
Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lantas menulis surat untuknya dan menaruhnya di terali penjaranya. Adapun Versi keduanya nih saudaraku diceritakan, Bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah.
Oleh sebab itu kaisar lantas melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Dan ternyata tindakan kaisar ini, diam-diam mendapat tantangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap.
Dan akhirnya Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Hingga eksekusi dilakukan pada tanggal 14 februari 269 Masehi. Selain itu – tradisi mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan Santo Valentine. Kejadian ini sebagaimana yang tercatat di The Encyclopedia Britannica, terjadi pada tahun 1415 Masehi, ketika Duke of Orleans dipenjara di Tower of London – maka ketika ada perayaan mengenang Santo Valentine oleh gereja pada tanggal 14 Februari , ia (Duke of Orleans) kemudian mengirim surat berisikan puisi kepada istrinya di Perancis. Oleh Geoffrey Chaucer, penyair Inggris, peristiwa tersebut dikaitkannya dengan musimkawin burung-burung dalam puisinya.
Lantas, bagaimana dengan ucapan ”Be My Valentine?” yang sampai sekarang masih saja terdapat di banyak kartu ucapan atau dinyatakan langsung oleh orang-orang yang merayakan jahiliyah day alias Valentine day dengan pasangannya masing-masing.
Wahai saudaraku... "Ken Sweiger" , sebagaimana yang terdapat di Should Biblical Christians observe It? Yang kami kutip dari Valentine day so What? Mengatakan, ”kata ”Valentine” berasal dari bahasa latin yang mempunyai persamaan dengan arti ”Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa.” dan kata ini sebenarnya dizaman Romawi Kuno ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, Tuhannya orang Romawi.
Jadi disadari atau tidak, menurut Ken Sweiger, Jika seseorang meminta orang lain atau pasangannya di perayaan jahiliyah ”valentine day” menjadi ”to be my Valentine ?” maka ia sesungguhnya telah terang-terangan melakukan suatu perbuatan yang dimurkai Tuhan, karna meminta sesorang menjadi ”Sang Maha Kuasa, dan hal ini sama saja dengan upaya menghidupkan kembali budaya pemujaan kepada berhala.
Adapun Cupids atau desire yang digambarkan dengan bentuk bayi yang rupawan setengah telanjang yang bersayap dengan memegang panah adalah putranya Nimrod ”The Hunter” alias dewa matahari tuhannya orang romawi. Dan Cupids ini saudaraku disebut atau dianggap juga sebagai Dewa Cinta, karna begitu tampan bin rupawannyanya cupids sehingga ia diburu banyak wanita – bahkan saudaraku – dikisahkan bahwa ibu kandungnya Cupids (istrinya Dewa Nimrod) juga tertarik dengan anaknya sehingga mereka melakukan incest yakni melakukan hubungan seksual dengan putranya. Naudzubillahi mindzalik.
Selain itu saudaraku, silang sengketa siapa sesungguhnya Santo Valentine sendiri juga terjadi di dalam gereja khatolik. Dimana menurut gereja khatolik, nama Santo Valentinus merujuk pada tiga martir atau santo alias orang suci yang berbeda yakni seorang pastur di Roma, kemudian seorang uskup Interamma dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika.
Dan yang membingungkan lagi nih, korelasi atau hubungan ketiga martir ini dengan perayaan jahiliyah ”Valentine day” juga tidak jelas. Hi..hi..
Kemudian Paus Gelasius II pada tahun 496 menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui secara pasti mengenai martir-martir ini (sebagaimana yang ana sebutkan tadi). Namun demikian – anehnya – Paus Gelasius II tetap menyatakan tanggal 14 februari tiap tahun sebagai hari raya peringatan Santo Velentine.
Adapun kemudian ditemukan sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus di Via Tibertinus dekat Roma, eh..lantas dinisbatkan bahwa kerangka tersebut adalah kerangka Santo Valentinus. Yang kemudian kerangka tersebut ditaruh didalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin Irlandia. Jenazah ini diserahkan oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836.
Jadi Jelas ya saudaraku ! bahwa perayaan jahiliyah yang penuh kesyirikan ”Valentine day” sesungguhnya berasal dari mitos dan legenda zaman Romawi Kuno dimana berlaku kepercayaan paganisme alias penyembahan terhadap berhala. Dan sungguh – gereja Khatolik sendiri tidak bisa menyepakati siapa sesungguhnya santo Valentine yang dianggap menjadi martir pada tanggal 14 Februari.
Lantas masihkan kita rela saudara kita , kerabat kita, sanak saudara kita terjerumus kepada kebudayaan jahiliyah ini ? sungguh di dalam perayaan jahiliyah yang dinamakan Valentine day ini terdapat banyak kesyirikan dan Tasyabuh atau menyerupai orang kafir. Sekali lagi - Mari! – kita ingatkan saudara-saudara kita untuk menghindari dan menjauhi perayaan ini, jangan pernah ikut-ikutan dalam perayaannya. Bahkan sekarang ini Saudaraku – perayaan jahiliyah ini mulai dipopulerkan ke kalangan anak-anak melalui tayangan-tayangan film kartun seperti spong-bob dan lain-lain. Naudzubillahi mindzalik.
Sungguh sebuah usaha yang jelas dari kaum kafirin untuk merusak aqidah umat islam. Lantas masihkan kita membiarkan anak-anak kita teracuni budayah jahiliyah ini. Mari sekali lagi , kita jauhkan saudara kita , sanak saudara kita dari yang namanya Budaya jahiliyah ”Valentine day”.
Semoga bermanfaat...

Senin, 09 Februari 2009

Budaya Jahiliyah tersebut bernama Valentine Day

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu 'alaikum Warahmatullah....
Wahai saudaraku yang se-iman dan Se-aqidah....Semoga Allah Azza Wajalla selalu memberikan kita ilmu yang bermanfaat, rizky yang baik dan amalan yang diterima. Sehingga kita dapat tegak diatas Sunnah Rasul-Nya hingga akhir hayat kita. Dan semoga Allah Azza wa Jalla selalu melimpahkan Rahmat-Nya pada kita semua. Amiin....
Dan insya allah postingan ana kali ini erat kaitannya dengan apa yang dinamai budaya jahiliyah, yang kini mulai marak di sekeliling kita – salah satunya nih saudaraku yakni Valentine day. Dan tentunya ana memposting tentang Perayaan Jahiliyah "Valentine day" ini – agar kita tidak terjerumus kedalam kemaksiatan dengan ikut merayakannya atau membenarkannya – selain itu agar kita mampu mencegah keluarga, sanak kerabat, dan teman kita dari ikut-ikutan budaya umat-umat yang tersesat dan dilaknat Allah Azza wa Jalla ini. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal serta al-Imam Abu Daud Rahimahullah Ta'ala Anhu , dari sahabat Ibnu Umar Radiyallahu Anhu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Man tasyabbaha biqauminn fahuwa minhum” Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kelompok mereka.”
Nah yang namanya budaya-budaya jahiliyah serta budaya-budaya kaum-kaum lainnya tentunya dapat merusak aqidah dan termasuk kedalam kesyirikan. Dimana yang termasuk diantara jalan dosa saudaraku...yakni meniru budaya dan peradaban orang-orang jahiliyah serta jalan umat yang dilaknat dan disesatkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Lantas kenapa hal ini bisa terjadi? karena ketidaktahuan kita terhadap sebab-sebab kebatilan, sehingga ketidaktahuan kita tersebut bisa membawa kita kepada kebatilan itu sendiri. Dan sebaliknya, jika kita mengetahui jalan dan sebab kebinasaan, maka kita tentunya akan selalu berhati-hati dan mawas diri. Dan tentunya setelah kita mengetahui bahwa sesuatu itu adalah kebathilan maka barulah kita dapat memberitahukan kepada orang lain agar orang lain juga terhindar dari sebab-sebab dan jalan kebinasaan tersebut.
Nah saudaraku... Hal inilah yang diungkapkan sahabat Hudzaifah radhiyallahu’anhu (antum bisa lihat postingan ana yang sebelumnya) yang diriwayatkan di dalam Shohiih al-Bukhari dan Shohiih Muslim, dimana Sahabat Hudzaifah Radiyallahu Anhu berkata, “Adalah para sahabat bertanya kepada Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam tentang hal yang baik-baik saja, namun aku bertanya kepada beliau tentang hal yang jelek, karena aku takut akan terjerumus ke dalamnya.”
Jadi saudaraku yang selalu mengharapkan sebaik-baiknya tempat kembali, yakni Jannah. apa yang disampaikan oleh sahabat Hudzifah al-yamani Radiyallahu Anha Sangatlah jelas – dimana, Beliau Radhiyallahu’anhu menggambarkan kepada kita, bahwa diantara factor yang menjadi penyebab terjerumusnya seseorang ke dalam kejelekan adalah karna tidak mengetahui perihal kejelekan itu sendiri. selain itu Hal ini juga ditegaskan lagi oleh Amirul Mukminin ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu’anhu, dimana beliau “Amirul Mukminin Radiyallahu Anhu berkata, “Sesungguhnya putusnya tali Islam itu sedikit demi sedikit, apabila tumbuh di dalam Islam - tumbuh orang yang tidak mengenal jahiliyah,”
Lho Kenapa bisa begitu ? (Ya...nanya lagi...!) karena.... jika seseorang yang tidak mengetahui kebatilan, ia tidak akan bisa mengingkari kebatilan tersebut. Maka jika demikian
halnya, tentu kebatilan tersebut hari demi hari akan terus meluas, hingga kemudian kebathilan tersebut dianggap sebagai suatu kebenaran. Dan pada akhirnya, bila ada yang mengingkari, maka ia akan dianggap mengingkari kebenaran. Sehingga terjadi penilaian yang amat keliru, dimana yang batil dianggap benar, dan yang benar dianggap batil. Naudzubillahi min Dzalik.
Jadi Saudaraku..., jika budaya atau perayaan – perayaan bertentangan dengan ajaran islam, seperti memamerkan aurat pada sebagian pakaian adat daerah, berkhalwat, zina atau budaya –budaya tersebut berbau syirik atau memiliki asal-usul ritual syirik dan pemujaan atau penyembahan kepada seseorang atau dewa-dewa atau tuhan-tuhan selain Allah ’Azza wa Jalla, maka budaya seperti ini hukumnya haram. Sekali saudaraku ! hukumnya adalah haram untuk diikuti dan diperingati. Ingat! haram untuk diikuti dan diperingati. Namun selama adat dan budaya itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam, silahkan saja melakukannya.
Oleh karena itu saudaraku yang selalu mengharapkan ridho Allah Azza wa Jalla, hendaklah kita selaku seorang Muslimin secara cermat meneliti asal-usulnya, apakah budaya itu mengandung unsur yang dilarang dalam agama atau tidak? Sebab, kita harus menjadikan syariat Islam sebgai barometernya, bukan sebaliknya. Karena sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, dan sebenar-benar pedoman adalah pedomannya para Salafu Ummah.
Wahai Saudaraku... Semoga Allah selalu meneguhkan hati-hati kita untuk tegak diatas Syariat Agamanya yang agung. Sebelum kita mengupas lebih jauh mengenai perayaan Jahiliyah "Valentine day" serta sejarahnya – maka ana akan sedikit mengisahkan tentang apa yang terjadi di Bosnia Herzegovina. Semoga kita semua dapat menarik Ibroh atau pelajaran dari peristiwa ini. Dimana, Saat sebelum pembantaian etnis Bosnis yang notebene adalah Muslim pada April 1992 yang ana kutip dari buku Valentine day so What? Pada saat itu keluarga muslim Bosnia sebelum perang pembantaian etnis berkecamuk tidaklah menampakkan izzah dan identitas selaku seorang Muslim. Dimana kaum wanitanya tak memakai jilbab bin kerudung, dan yang laki-laki, juga tak berpakaian atau berpenampilan layaknya seorang muslim seperti janggut, dan lain sebagainya. Saat itu islam bagi kaum Muslimin Bosnia hanyalah identitas (kalau dikita ya.. bisa disebut Islam KTP), Saat itu saudaraku kehidupan di Bosnia amatlah tenang dan damai (ketenangan dan kedamaian yang semu tentunya). Di Bosnia – muslim adalah mayoritas – namun jarang terlihat pria dewasa mereka pergi kemasjid mendirikan sholat. Bahkan gadis-gadis muslim bosnia biasa pergi diskotik atau bar-bar serta mengkonsumsi minuman beralkohol. Sehingga tidak tampak lagi perbedaan mana orang muslim dan mana yang bukan. Selain itu - Ketika datang waktu perayaan keagamaan umat lainnya- hampir seluruh warga muslim Bosnia juga ikut merayakannya, tanpa perduli muslim atau bukan. Begitu juga sebaliknya jika ’Iedul Fitri atau ’Iedhul Adhaa. Bahkan anak-anak muda Bosnia sebelum peperangan tersebut terbiasa dengan merayakan moment-moment seperti Valentins day, April Mop atau Helowen.
Dan ketika penjahat perang yang bernama ”Slobodan Milosevic” ingin mewujudkan kebusukan hatinya tentang "Serbia Raya", maka ia memerintahkan tentaranya untuk menghabisi etnis Muslim Bosnia, dengan cara apapun, termasuk aksi pemerkosaan. Padahal warga muslim bosnia sangat toleransi terhadap apa yang dianut oleh Slobodan Milosevic dan warga Serbia lainnya, bahkan nih saudaraku, antara seorang muslim dengan kafir sudah tak ada bedanya. Nah Begitu peristiwa pembantaian etnis Muslim Bosnia tersebut terjadi, barulah warga Muslim Bosnia sadar ”berpuluh tahun mereka hidup berdampingan dengan orang-orang kafir yang berlainan agama, mereka (muslim bosnia) sangat toleran, bahkan berlebih-lebihan hingga mencampakkan aqidah serta ke-imannnya, namun semua kebaikan dibalas dengan sangat pahit.”
Hingga akhirnya - Ditengah-tengah puing-puing bangunan yang hancur, ditengah desingan peluru dan ledakan mortir, ditengah kepiluan tangisan korban pemerkosaan, Akhirnya Muslim Bosnia kembali mendekap identitas ke-islamannya. Yang wanita kembali memakai Jilbab, para lelakinya mulai mendirikan sholat, bahkan adzan mulai bergema kembali diantara gedung-gedung yang ambruk, al-Qur’an kembali dibuka dan dibaca. Dan sekarang apa yang terjadi di dalam keseharian kaum muslimin di Bosnia sebelum pembasmian etnis tersebut sekarang tengah berlangsung di Indonesia. Sebagaimana yang kita saksikan, Banyak Muslim di indonesia yang jahil terhadap ke-Islamannya. Banyak remaja muslim yang ikut-ikutan merayakan perayaan Jahiliyah "valentines day", april Mop, helowen dan perayaan-perayaan umat-umat lain nya. Hal ini saudaraku - sama dengan yang terjadi di Bosnia dan alasannya pun sama yakni dengan alasan demi toleransi, atas nama pluralisme dan kerukunan antar umat beragama, hingga akhirnya aqidah terabaikan.
Wahai saudaraku... yang selalu mengharapkan ridho Allah. Ana mengajak Antum semua untuk kembali menghidupkan gaya hidup yang islami di dalam keseharian kita sebagaimana Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabat Ridwanallahu 'Alaihim Ajemain menjalaninya. Karna jika kita tidak kembali kepada Style Islami dan syariat islam, maka Umat islam tak punya Izzah, kita akan diremehkan dan dilecehkan. Sekarang ini saja, banyak dari kita, keluarga dan remaja Muslim yang terlena dan asyik dengan kejahilan. Sekali lagi atas nama toleransi dan pluralisme, aqidah terabaikan. Dan jika ini terus dibiarkan tanpa ada yang berusaha untuk mengingatkan dan menyadarkan, tragedi Bosnia tak menutup kemungkinan cepat atau lambat akan mendatangi kita - akan terjadi di Indonesia. Semua ini saudaraku... berpulang kepada kita semua. Akan kah kita segera sadar untuk tegak diatas Sunnah-sunnah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan Syariat agama yang agung ini atau membiarkan hal ini semua berjalan tanpa ada daya dan upaya.
Toyib Saudaraku - Sebagaimana yang ana kutip dari Buku Valentine day so What ? Jauh-jauh hari, dengan kebencian yang sangat. Musuh-musuh Islam telah mencanangkan gerakan untuk menjauhkan Ajaran Islam dari Umat islam. Samuel Zweimer, Ketua Asosiasi Jaringan Yahudi, ketika membuka Konfrensi Yerusalem di tahun 1935 – didepan ratusan wakil yahudi seluruh dunia, Ia (samuel zweimer) berpidato :
”Tugasmu adalah mengeluarkan kaum muslimin dari Islam, jadikan mereka lalai dalam mempertahankan islam. Jadikan mereka memiliki moral yang rendah dan mengenyampingkan watak yang luhur. ...Saudaraku telah mengeluarkan kaum Muslimin dari agama mereka, meski mereka tetap enggan memakai baju Yahudi dan Kristen. Kita telah berhasil menjadikan para pemuda Islam menjadi generasi yang enggan bekerja keras, malas, dan senang berfoya-foya, mengejar nafsu syahwat, mengejar harta untuk memuaskan nafsunya dan juga memburu jabatan untuk menggapai kekayaan materi.., lanjutkan perjuanganmu demi agama kita!
Wahai saudaraku ! Masihkah kita berdiam diri ... dengan bermalas-malas dan tak mau menjalankan apa yang Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya perintahkan.
Wahai saudaraku yang selalu mengharapkan Ridho Allah. Mari kita ingatkan saudara-saudara kita , karna saudara kita dan keluarga kita adalah tanggung jawab kita. Ingatlah firman Allah ”Ku anfusakum wa ahlikum naro” jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” mari saudaraku, sekali lagi kita peringatkan saudara-saudara kita , kerabat kita dengan peringatan yang mengandung hikmah dan dengan tutur bahasa yang baik serta dengan dalil-dalil atau nash yang syar’i yang merupakan hujjah bagi mereka dan kita kelak diakhirat nanti. Katakan kepada mereka ”Tidak ! untuk perayaan jahiliyah, atau Tidak ! untuk perayaan yang mengandung kesyirikan kepada Allah Azza wa Jalla.’
Nah saudaraku. Negeri Bosnia telah meberi pelajaran kepada kita, umat islam indonesia – bahwa musuh-musuh Allah Subhanahu Wata'ala senantiasa mencari kesempatan untuk menghancurkan kita. Dan gerakan yang pertama kali mereka lakukan yakni dengan merusak pemikiran atau cara pandang Umat islam terhadap agamanya dengan melancarkan serangan melalui budaya, mode, televisi dan pemikiran-pemikiran yang kita kenal dengan Ghozwul Fikri. Mereka saudaraku menanamkan kepada generasi kita lewat tayangan-tayangan televisi, lewat bintang-bintang olahraga dan film, bahwa merayakan perayaan Jahiliyah Valentine, April Mop, helowen atau perayaan-perayaan keagaaman umat-umat lainnya merupakan hal yang lumrah dan tidak apa-apa, karna lihatlah perayaan tersebut dilakukan oleh berjuta remaja seusia mereka di dunia. Dan ketika serangan pemikiran dan serangan budaya mereka telah menuai hasil yang memuaskan, maka tunggulah, mereka akan mencari moment yang tepat untuk melancarkan serangan militer untuk menumpas generasi islam, sebagaimana yang terjadi di Bosnia Herzegovina.
Wahai saudaraku yang selalu tegak diatas manhaj yang haq – sudah saatnya remaja islam Indonesia sadar akan maksud-maksud tersembunyi dibalik budaya-budaya barat yang masuk kenegeri kita tercinta ini. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan generasi muda islam sebagai generasi yang tegar dan kokoh menghadapi segala cobaan dan ujian dengan tetap berpegang kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam sebagaimana pemahaman para Salafu Ummah yakni Para sahabat Ridwanallahu 'Alaihim Ajemain. Mari kita simak baik-baik firman Allah Subhanahu Wata'ala di surah Al-Isra’ ayat 36 : ”Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
Nah Saudaraku. Tidak ada di dunia ini kematian seseorang yang bukan siapa-siapa , bukan nabi bukan pula ulama. Bahkan Nabi dan rasul saja, tidaklah boleh didalam Islam kematiannya untuk diperingati. Tetapi kematian seseorang yang bernama Santo Valentine yang diyakini terjadi pada tanggal 14 Februari diperingati, dengan begitu massal dan dengan
tradisi-tradisi yang tak layak ditiru. Hari kematian dari Santo valentine inilah yang diperingati sebagai hari Valentine, hari dimana orang-orang menyatakan rasa cinta dan kasih sayang kepada orang-orang yang diinginkannya. Walya’ udzubillah.
Sungguh Saudaraku, perayaan Jahiliyah "Valentine day" merupakan suatu peringatan dan perayaan yang aneh dan tak layak untuk dirayakan. Wallahu a’lam bish-shawab.
Wahai saudaraku, ana menyarankan ke pada antum semua, amalkan lah do'a di Surah Ali-Imran ayat 8 didalam do'a-doa' yang antum panjatkan kepada Allah Azza wa Jalla, agar kita terhindar dari kesesatan, setelah Allah Azza wa Jalla anugerahkan kepada kita petunjuk.
Sungguh saudaraku yang namanya petunjuk lebih baik dari dunia dan seisinya.
"Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)".

Minggu, 08 Februari 2009

Thalaqatul Wajhi fii Husnul Khuluq

Assalamualaikum...
Alhamdulillah... Segala puji hanya milik Allah Ta’ala yang telah mempersaudarakan kita kaum muslimin diatas aqidah dan manhaj yang lurus. Kita memohon ampun kepada-Nya dan Kita berlindung kepada-Nya dari segala kejelekan-kejelekan jiwa kita dan dari kejelekan-kejelekan amalan kita. Semoga Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada manusia teladan, Rasulullah Shalallahu ’Alaihi Wasallam, keluarga, sahabat dan para pengikut sunnahnya hingga hari kiamat.
Wahai Saudaraku yang selalu mengharapkan sebaik-baik tempat kembali.. yakni Jannah
Setelah pembahasan mengenai unsur pertama dari Husnul Khuluq yakni Kafful Adza atau kalau dibahasakan dengan bahasa kita berarti menghindarkan gangguan, telah ana postingkan - yang kemudian dilanjutkan dengan postingan mengenai unsur kedua yakni Badzlun Nada atau gemar mengulurkan bantuan. Maka hari ini , akan ana postingkan unsur terakhir dari Husnul Khuluq yakni Thalaqatul Wajhi atau muka berseri-seri dan ramah., beserta pembahasannya sebagaimana yang di syarah oleh al-Ustadz Ashim bin Mushtofa Hafidzahullah. Toyib Saudaraku yang selalau mengharapkan Ridho Allah Azza wa Jalla. yang namanya Thalaqatul Wajhi alias muka berseri-seri nan ramah. Dijabarkan bahwa, kita diharapkan memiliki wajah bersahabat, akrab dan berseri-seri, tidak bermuka masam atau cemberut. Dan Tentang pentingnya senyum ini Saudaraku, Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda di dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam Muslim Rahimahullahu Ta'ala Anhu, ”Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, meski dengan wajah yang berseri-seri saat berpapasan dengan saudaraku.” Nah saudaraku... Dengan yang wajah berseri-seri, maka kita telah memasukkan kegembiraan kepada orang yang kita jumpai dan orang yang mendekati kita atau orang yang bergaul dengan kita. Selain itu wahai saudaraku, Wajah berseri juga mendatangkan ketenangan hati, sekaligus menghilangkan kesan cemberut, angker maupun bermuram durja. Betul tidak !? Bahkan nih, sebenarnya dengan wajah simpatik, ketenangan jiwa akan diperoleh oleh kedua belah pihak, yakni kita dan orang yang berpapasan dengan kita akan merasakan ketenangan hati sekaligus. Hal ini juga ditegaskan oleh Al-Alamah Syaikh Sholeh al-‘Utsaimin Rahimahullahu Ta'ala Anhu di dalamnya Kitabul Ilmi. Maka dari itu Saudaraku “Cobalah, niscaya Antum akan merasakannya.”
Adapun saudaraku... jika kita berlaku Sebaliknya, ber-muka masam, maka sedikit atau banyak, cepat atau lambat- kebanyakan manusia pun akan menghindar dari kita, mereka merasa tidak nyaman duduk berlama-lama atau ngobrol dengan kita yang bertipikal demikian alias bermuka masam serta tak ramah.
Jadi saudaraku... Dengan muka masam yang selalu melekat pada wajah kita, maka bisa jadi - kita sedang menderita sebuah penyakit yang dinamakan Hipertensi. Padahal dikatakan oleh Syaikh ‘Utsaimin Rahimahullahu Ta'ala Anhu, bahwa ketenangan jiwa dan wajah yang murah senyum, termasuk penangkal yang efektif untuk meredam penyakit Hipertensi. Oleh karenanya, orang yang mengalami penderitaan ini dianjurkan oleh dokter untuk menjauhi faktor-faktor pemicu emosi dan marahnya.
Nah saudaraku yang se-aqidah dan yang selalu senantiasa berada diatas manhaj yang Haq, demikianlah, tiga pilar yang bisa dijadikan sebagai landasan dalam bergaul ditengah masyarakat yang majemuk ini. Dan yang perlu diingat, pihak yang paling berhak diperlakukan dengan tiga pilar di atas ialah orang-orang yang paling dekat dengan kita. Sekali lagi saudaraku, pihak yang paling berhal diberlakukan dengan tiga pilar dari Husnul Khuluq ini adalah orang-orang yang paling dekat dengan kita. Kadi jangan sebaliknya. Ingat Jangan sebaliknya ! Dimana kita selalu berusaha menampilkan kebaikan di hadapan orang lain, namun dengan keluarga sendiri, ayah-ibu, suami, istri, anak-anak, dan saudara-saudara, serta kaum kerabat kita acuh tak acuh serta bermuka masam. Seolah-olah kita tak kenal dengan mereka. Ini adalah kekeliruan... Ya ini adalah kekeliruan dan sikap memutar balikkan timbangan. Semoga kita tidak demikian..Wallahu a’lam bish-shawab.
Semoga Allah Azza wa Jalla selalau memudahkan kita untuk selalu berHusnul Khuluq kepada orang-orang terdekat kita, kerabat kita, serta saudara-sauadara kita se-Iman dan Se-aqidah
Amin.. ya Rabbal 'Alamin...

Selasa, 03 Februari 2009

Sikap dan Hubungan KITA dengan orang k a f i r

Bismillahirrahmannirrahim
Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam untuk Nabi terakhir yang membawa peringatan bagi seluruh umat manusia. Semoga shalawat dan salam juga terlimpahkan kepada keluarga dan para sahabatnya, serta orang-orang yang tetap berpegang teguh dengan pertunjuk nya sampai hari kiamat.
Wahai Saudaraku...kita hidup dimasyarakat yang majemuk, yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama, apalagi dinegara seperti Indonesia ini , dimana kebebasan beragama di jamin oleh Negara ini. Jadi tidak menutup kemungkinan saudaraku...tetangga kita adalah kafir. Selain itu pekerjaan kita juga kadang memunculkan hubungan social dengan orang-orang kafir, sehingga kita harus menjalin hubungan kerja dengan mereka. Lantas bagaimanakah kita mengatur hubungan kita tersebut dengan mereka agar tidak menimbulkan keburukan dan kejelekan bagi kita selaku seorang muslim.
Nah Saudaraku ! Sebagian orang-orang menganggap yang namanya bergaul dengan orang kafir sama saja dengan bergaul dengan sesame muslim. Sehingga tidak sedikit kaum muslimin yang menjalin ikatan persahabatan yang mendalam, bahkan saudaraku ! sampai-sampai ada muslimah yang rela menerima pinangan orang kafir. selain itu karma pergaulan yang tak terkontrol atau karna pengaruh media, sebagian dari orang-orang yang seagama dengan kita, bangga mencontoh budaya dan gaya hidup orang kafir.
Mungkin nih saudaraku, mungkin....! kita perlu kembali mengingat bahwa yang namanya orang kafir itu didalam islam dibagi-bagi atau dipilah-pilah menjadi empat kelompok. Nah dengan kita mengingat kembali hal ini atau kalau yang belum tahu n- akhirnya menjadi tahu, maka dengan kita mengetahui pengelompokkan ini, kita akan bisa bersikap terhadap mereka tergantung dimana orang kafr yang berinteraksi dengan kita tersebut dikelompokkan.
Adapun kelompok orang kafir yang pertama saudaraku, Yakni yang dinamakan KAFIR HARBI. Kafir harbi ini saudaraku yakni orang kafir atau negeri yang berisi orang-orang kafir yang menyatakan perang atau permusuhan terhadap kaum muslimin atau menyatakan perang terhadap imam kaum muslimin , dan begitu juga sebaliknya bahwa Imam kaum muslimin telah menyatakan bahwa kita kaum muslimin memerangi orang-orang kafir tersebut atau negeri kafir tersebut dengan sebab-sebab tertentu. Kemudian kelompok kafir yang kedua yakni KAFIR MUSTAMIN. Nah yang namanya Kafir Mustamin ini, yakni orang kafir yang meminta jaminan keamanan atau suaka kepada Imam kaum muslimin atau kepada kaum muslimin untuk suatu keperluan tertentu, misalkan berdagang, sekolah , ziarah atau duta suatau Negara dll. Adapun kelompok kafir yang ketiga yakni KAFIR MU’AHIDIN dimana orang kafir ini telah membuat kesepakatan atau perjanjian-perjanjian dengan negeri kaum muslimin atau dengan imam kaum muslimin untuk tidak saling menyerang atau mengagresi dalam kurun waktu yang disepakati.
Adapun kafir yang menjalankan dan menyatakan siap mengikuti hokum Islam yang ditegakkan dalam hal muamalah serta membayar Jizyah atau pajak yang dikenakan kepadanya maka orang kafir yang seperti ini dinamakan KAFIR DZIMMI.
Nah Saudaraku yang selalu mengharapkan Ridho Allah...,Setelah kita tahu pengelompokkan terhadap orang-orang kafir tersebut. Maka sikap pertama yang kita ambil selaku seorang muslim yakni kita wajib melakukan pemutusan hubungan dengan golongan Kafir Harbi. Dan darah orang kafir golongan Kafir Harbi ini halal darahnya, artinya mereka halal untuk dibunuh dan apa-apa yang ditinggalkannya menjadi Ghanimah bagi kita. Adapun terhadap golongan kafir lainnya yakni kafir mustamin, kafir Mu’ahidin serta Kafir Dzimmi, maka sebagaimana yang terdapat di Fiqhus Sunnah, Asy-Syaikh Sayid Sabiq berkata “Islam membolehkan untuk berkunjung, menengok mereka ketika sakit, dan melakukan jual beli serta semua muamalah dengan mereka.” Dan muamalah kita dengan mereka ini saudaraku, diperbolehkan dalam rangka berdakwah kepada mereka atau guna memberikan kemaslahatan kepada kaum muslimin.
Selanjutnya saudaraku, Al-Alamah Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah Ta'ala Anhu didalam fatwanya mengenai hukum mengunjungi orang kafir, saat beliau ditanya seseorang yang sering menziarahi tetangganya yang kafir. Maka Beliau Rahimahullahu Ta'ala Anhu berkata, “Sering melakukan ziarah (atau kunjungan) untuk mengarahkan, menasehati, dan saling menolong dalam kebaikan dan takwa adalah baik dan diperintahkan. Kalau nasehat tersebut diterima, alhamdulillah, kalau tidak (maka) hendaknya meninggalkan ziarah yang tidak membawa manfaat. Adapun ziarah demi kepentingan dunia yang tidak bermanfaat, sekedar bermain, berbincang-bincang, atau makan-makan, (maka) tidak boleh dilakukan, baik kepada Nashrani maupun kafir lainnya. Ziarah semacam ini hanya akan mendatangkan kerusakan akhlak dan agama. Orang kafir sangat memusuhi dan membenci kita. Mereka tidak boleh dijadikan teman dekat.” Demikian Saudaraku, fatwa yang terdapat di fatawa mar-ah Muslimah sebagaimana yang kami kutip dari fatawa. Jadi, secara garis besar kita selaku seorang muslim diperbolehkan bermuamalah dengan orang kafir, namun ingat kita dilarang mencintai mereka, dan menjadikannya teman dekat. Dan kita dilarang berpihak kepada mereka “orang kafir” ketika terjadi konflik atau percekcokan antara kaum muslimin dengan mereka orang-orang kafir.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Surah al-maidah ayat 51 : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”
Kemudian - Asy-Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi penulis kitab yang masyhur yakni Minhajul Muslim berkata mengenai makna Muwalah dalam Surah Al-maidah ayat 51, yang mengandung makna “mencintai dan menolong.’ Adapun menurut Syaikh Syaid Sabiq, "muwallah dengan orang kafir yang terlarang adalah saling menolong untuk melawan kaum muslimin atau ridha terhadap kekufurannya. Menolong mereka dalam melawan kaum muslimin akan mendatangkan kerugian besar bagi kaum muslimin. Sementara ridha terhadap kekufurannya merupakan kekufuran. Dan masih terkait tentang Muwalah terhadap orang kafir, Asy-Syaikh Sholeh al-Utsaimin Rahimahullahu Ta'ala Anhu berfatwa, “Muwalah terhadap orang kafir dalam artian disertai rasa cinta, saling menolong dan menjadikan mereka teman dekat adalah HARAM. (adapun) pelarangannya didasarkan pada nash al-Qur’an Surah al-Maidah ayat 51. (maka) berdasarkan ketentuan al-Kitab, As-Sunnah dan Ijma’ kaum muslimin, memusuhi orang kafir, baik Yahudi, Nashrani maupun musyrikin hukumnya wajib. Ayat-ayat yang semakna dengannya sangat banyak. Semuanya menunjukkan tentang kewajiban untuk membenci kaum kafir. (kumudian) diwajibkan pula memusuhi mereka hingga masuk islam. Ayat (maksudnya Surah Al-maidah ayat 51) ini juga menunjukkan bahwa mencintai dan muwalah terhadap mereka “orang kafir” adalah haram. (kita) harus membenci dan mewaspadai tipu daya mereka. Hal ini karena mereka “orang kafir” melakukan kekufuran, memusuhi agama Allah dan wali-wali-Nya, dan berniat buruk terhadap islam dan pemeluknya.” Demikianlah Saudaraku fatwa Asy-Syaikh Sholeh al-Utsaimin Rahimahullah Ta'ala Anhu di dalam majmu fatawanya yang kami kutip dari fatawa yang dapat kita jadikan sebagai salah satu rujukan dalam bersikap terhadap orang kafir. Tentunya setelah kita merujuk kepada Al-Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam serta pemahaman para Sahabat Ridwanallahu 'Alaihim Ajemain.
Jadi Saudaraku kita haruslah waspada dan berhati-hati dalam bergaul dengan orang kafir.
Selain itu kita selaku seorang muslim, juga tidak boleh bermuamalah dengan mereka “orang kafir” hingga kita menyerupai atau tasyabbuh kepada mereka, baik itu penampilan lahiriah, pola hidup dan akhlak mereka, terlebih lagi yang termasuk bagian agama atau syiar mereka, seperti tata cara dalam ibadah dan tata cara dalam merayakan hari raya serta hari-hari besar lainnya dalam agama mereka. Jadi ingatlah saudaraku ! jangan pernah ikut-ikutan jika kita tak mengetahui akan sesuatu hal atau perkara dimana hal tersebut atau perkara tersebut ternyata tasyabbuh dengan perkara orang kafir, misalkan dengan melakukan perayaan-perayaan yang mencontoh cara mereka merayakannya.
Adapun salah satu dalil dari larangan Tasyabbuh terhadap mereka yakni : Al-Qur’an Surah Al-Jatsiyah ayat 18 : “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.”
Syaikhul islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah Ta'ala Anhu berkata tentang ayat ini, “bahwa yang dimaksud orang-orang yang tidak tahu adalah yahudi, nashrani dan Musyrikin. (jadi) mengikuti hawa nafsu mereka adalah (sama dengan) mengikuti atau menyerupai perbuatan yang berkaitan dengan ajaran agama dan penampilan lahiriah mereka.’
Selanjutnya Di dalam Sunan Abu dawud kitab al-Libas , diceritakan dari Ibnu Umar Radiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam memperingatkan : “Mann tasyabbaha biqauminn fahuwa minhum.” “Barangsiapa menyerupai suatu kaum berarti termasuk bagian mereka.” Adapun didalam Shohiih al-Bukhari juga di kitab al-Libas serta Shohiih Muslim Kitab at-Thaharah, juga dari Ibnu Umar Radiyallahu Anhu, hadits nya senada , tapi berupa suatu perintah yakni : “Kholifuul Musyrikiinn” “Selisihilah kaum musyrikin…”
Dan mengenai hadits ini, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah Ta'ala Anhu berkata di dalam kitab beliau "Iqtidha’u as-Shirati al-Mustaqim", (bahwa) “kaum muslimin di zaman Umar telah sepakat, begitu pula ulama setelah zaman mereka dan pemimpin Islam yang mendapat taufiq Allah, bahwa penampilan lahiriah kaum kafir yang berada di negeri muslim tidak boleh menyerupai kaum muslimin. Apalah lagi jika kaum muslimin yang meyerupai kaum kafir ?!” (Dan masih menurut Ibnu Taimiyah) bahwa – mengenal bentuk tasyabbuh sangat penting karena ada beberapa hadits shohiih yang mengabarkan, (bahwa) umat ini akan mengikuti Yahudi, Nashrani, Persia dan Romawi. (lantas) timbul pertanyaan, Jika Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam sudah mengabarkannya untuk apa (kita) mengenal tasyabbuh?
(maka dijawab pertanyaan ini oleh Syaikhul islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah Ta'ala Anhu) , (kita mengenal tasyabbuh) karna adanya hadits shohiih yang mengabarkan bahwa akan senantiasa ada satu kelompok umat ini yang menampakkan kebenaran sampai hari kiamat.
Mari sauadaraku Kita memohon kepada Allah Azza wa Jalla, semoga kita termasuk bagian dari kelompok tersebut.’
selanjutnya - Di dalam kitab Iqtidha’u as-Shiratil al-Mustaqim tersebut, Syaikhul Islam ibnu Taimiyah Rahimahullah Ta'ala Anhu juga menyebutkan berbagai dampak buruk menyerupai orang kafir. Dimana dampak beruk tersebut diantaranya : bahwa orang kafir (jika kita tasyabbuh atau menyerupai mereka) maka mereka akan senang, kemudian membuat mereka merasa semakin kuat jiwa dan mentalnya. Adapun dampak buruk selanjutnya dari tasyabuh terhadap kafir ini akan memunculkan rasa kesamaan dan kecintaan terhadap mereka, mempengaruhi hati kita serta akan membukakan pintu-pintu tasyabuh lainnya yang lebih besar.
Beliau “Ibnu Taimiyah Rahimahullah Ta'ala Anhu juga mengatakan bahwa orang kafir akan sangat senang kalau kita meniru budaya mereka, bahkan untuk hal yang satu ini , mereka rela mengeluarkan biaya yang besar.
Ingatlah Saudaraku “ barangsiapa yang menyerupai suatu kaum berarti termasuk bagian mereka” . Mari Saudaraku kita bertanya kepada diri kita masing-masing – apakah kita ada bertasyabuh atau menyerupai orang kafir? Kalau memang ada segeralah bertaubat dan jauhi perbuatan tersebut. Karna kita tidak tahu umur kita , kita tidak tahu kapan maut menjemput kita. Untuk itu, berhati-hatilah dalam berteman dan bergaul dengan orang kafir karna dikhawatirkan jika tidak ada control yang baik, maka akan timbul sikap mencintai mereka , tasyabuh terhadap mereka bahkan mencintai dan membela mereka melebihi kecintaan kita terhadap saudara-saudara kita se-aqidah dan se-agama. Dan banyak memang yang meremehkan tasyabuh ini ini, karna menganggap tasyabbuh sebagai persoalan sepele, sebagai persoalan kecil yang tak dihukumi apa-apa. Semoga kita semua diberi Hidayah oleh Allah Azza wa Jalla , sehingga tidak akan terjerumus pada lubang untuk yang kesekian kalinya.
Sekali lagi Saudaraku.... Ingatlah dan camkanlah ! . “Mann tasyabbaha biqauminn fahuwa minhum.” “Barangsiapa menyerupai suatu kaum berarti termasuk bagian mereka.”
Mari Saudaraku yang mengharapkan Ridho Allah Azza Wajalla, kita perbaiki muamalah kita dan hubungan kita dengan orang-orang kafir, kita tarik batasan yang jelas terhadap mereka. Agar kita tidak terjebak dan terjerumus dalam kesalahan dan hal-hal yang dilarang didalam agama yang sempurna ini.
Wallahu a'lam bish-shawab. Wabillahi waliuttaufiq.

Badzlun Nada fii Khusnul Khuluq

Assalamu alaikum...
Alhamdulillah.... akhirnya efisode Husnul Khuluq alias akhlaq yang baik nyambung juga !
Pada bulan yang lalu, Alhamdulillah - telah ana postingkan tulisan Ustadz Ashim bin Mushtofa Hafidzahullah mengenai Kafful Adza yang merupakan unsur pertama dari Husnul Khuluq. Nah insya Allah posting kali ini mengenai unsur kedua dari Syarah Husnul Khuluq yang merupakan buah pikir dari ulama Salaf yang Masyhur yakni al-Imam Hasan al-Basri Rahimahullahu Ta'ala Anhu.
Adapun Unsur kedua dari Husnul Khuluq ini Saudaraku dinamakan oleh al-Imam Hasan al-Basri Rahimahullahu Ta'ala anhu, Badzlun Nada - yang kalau dibahasan ke dalam bahasa kita mengandung makna "senang memberikan bantuan kepada sesama" . Adapun tafsir perkatanya, Al-Badzlu bermakna mengulurkan dan meyodorkan. Sedang an-Nada bermakna al-Karam wal-Jud atau kemuliaan hati dan kedermawanan untuk membantu orang lain. Jadi saudaraku, sebagai salah satu anggota masyarakat, Kita haruslah berupaya menjadi seseorang yang pemurah dengan membantu dan berderma kepada orang lain. Bentuk bentuan dan derma ini tidak harus seperti yang dibayangkan kebanyakan orang yakni yang bersifat materi. Akan tetapi, bantuan dan derma yang diberikan dapat lebih luas dari itu. Yakni mencakup uluran tangan dan mengorbankan diri, waktu, dan gengsi, serta memanfaatkan kedudukan untuk menyelesaikan masalah yang dialami oleh saudara kita yang lain.
Misalkan nih, ada salah seorang dari kita yang mengorbankan sebagian waktunya untuk memberikan solusi dan menyelesaikan permasalahan masyarakat, dengan mendatangi pihak terkait yang tak dapat masyarakat sentuh untuk membantu menyelesaikan urusan-urusan mereka, maka orang tersebut berarti telah menjalankan dan menerapkan Badzlun Nada. Atau diantara kita ada yang selalu melakukan amar ma'ruf nahi mungkar kepada orang-orang. Maka, pantaslah ia memperoleh predikat sebagai manusia yang berhusnul khuluq (berbudi pekerti luhur). Sebab, ia telah menebarkan kebaikan kepada orang-orang yang membutuhkan, dengan mencegah mereka terjerumus kedalam kedzaliman serta kemaksiatan.
Mari Saudaraku...kita simak sabda Rasulullah yang masyhur, dimana Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda : “Bertaqwalah engkau dimanapun engkau berada. Iringilah kejelakan dengan kebaikan. Dan pergaulilah manusia dengan akhlaq yang baik.” Hadits ini derajatnya hasan, dan untuk lebih jelasnya merujuklah ke shahihul jami’.
Dan lebih lanjut mengenai unsur kedua ini, apabila ada seseorang yang berbuat aniaya kepada kita, maka sikap paling baik yang kita pilih ialah memberi maaf dan berlapang dada. Karena Allah ‘Azza wa Jalla menyanjung orang-orang yang memaafkan orang lain. Mari kita simak firman Allah Azza wa Jalla yang menyebutkan tentang sifat-sifat para penghuni surga di dalam Al-Qur'an Surah Ali Imaran ayat 237 : “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menukai orang-orag yang berbuat kebajikan.”
Ayat-ayat lain yang menganjurkan pemberian maaf bagi orang yang berbuat tidak menyenangkan kepada kita, diantaranya :”…dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada takwa…”
Kemudian di Surah An-Nuur ayat 22 Allah Azza wa Jalla juga berfirman : “…dan hendaknya mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Sedangkan di Surah Asy-Syura ayat 40 dikatakan : “...maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang dzalim.”
Jadi Saudaraku....penekanan sikap lapang dada dan pemberian maaf terhadap seseorang yang berbuat salah, lantaran pada kenyataannya, kita terkadang menjumpai sikap tidak menyenangkan dari orang lain dengan berbagai bentuknya. Sehingga pada saat itu dengan mengaca pada nilai-nilai luhur yang termuat dalam ayat-ayat di atas, sebaiknya kita senang memberi maaf dan toleransi.
Namun Saudaraku... hal ini, maksudnya memberi maaf dan toleransi tidaklah bersifat mutlak. Apalagi sipelaku kejahatan - merupakan seseorang yang sudah dikenal kejahatannya, maka untuk kondisi seperti ini, tindakan yang paling tepat ialah menghukumnya sesuai dengan tingkat kejahatannya. Karena tindakan inilah yang mengandung unsur ishlah.
Dalam hal ini saudaraku, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullahu Ta'ala Anhu berkata di dalam Kitabul Ilmi, “Memperbaiki atau ishlahh hukumnya wajib. Sedangkan memaafkan bersifat anjuran atau mandub.” Jadi dalam konteks ini jika peberian maaf justru tidak memperbaiki kondisi penggangguan atau kejahatan yang dilakukan orang tersebut, berarti kita telah mengutamakan hal yang bersifat anjuran di atas perkara wajib, dan itu berarti suatu kesalahan.
Lantas Sikap manakah yang lebih layak untuk kita terapkan dan lakukan !? Membalas keburukannya dengan kebaikan ataukah membalasnya dengan keburukan lagi? atau memaafkan dan membalas gangguan dengan reaksi yang sama ?
Mari kita simak firman Allah di dalam Surah Fushshilat ayat 34 : ”Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.”. Jadi saudaraku... tindakan terbaik atau al-ahsan, berdasarkan petunjuk ayat di atas tentulah respon pertama yakni memaafkan dan berlapang dada dengan melihat kondisi dan situasinya. Simaklah Peringatan Allah ‘Azza wa Jalla dimana Allah Azza wa Jalla menyatakan, bahwa dengan sikap yang baik, maka seterunya tersebut atau orang yang melakukan gangguan, justeru akan mengalami perubahan sikap menuju positif secara drastis dan mendadak. Di dalam Al-Qur'an Surah Fushshilat ayat 35 Allah Azza Wajalla berfirman “Sifat-sifat yang baik itu, tidak dianugerahkan, melainkan kepada orang-orang yang sabar, dan tidak dianugerahkan, melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.”
Selanjutnya Saudaraku se-Aqidah dan yang tegak diatas Manhaj yang lurus, Manhajnya para Sahabat Ridwanallahu 'Alaihim Ajemain. al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menambahkan alasan lain mengenai pentingnya persoalan ini di dalam Miftahu Daris-Sa’adah. dimana beliau Rahimahullahu Ta'ala Anhu berkata "Bahwa kita menyikapi sikap buruk orang lain dengan balasan yang baik, karena kitapun menginginkan Allah ‘Azza wa Jalla menyikapi demikian (dengan sifat ihsan) terhadap kekeliruan, kesalahan, dan dosa-dosa kita. Oleh karena itu barangsiapa yang menginginkan Allah menyikapi keburukannya dengan ihsan (diampuni dan dihapuskan) maka hendaklah ia menyikapi sikap buruk orang lain kepada dirinya dengan ihsan pula. Karena "al-Jaza min jinsil amal" dimana balasan itu sejenis dengan perbuatan yang dilakukan. Dan barang siapa mengetahui bahwa dosa-dosa dan perbuatan buruk itu sebuah keniscayaan pada manusia, maka perbuatan jelek orang-orang pada dirinya akan dianggap angin lalu yang tak membawa kemudharatan. Wallahu a'lam bish-showab.
semoga bermanfaat. Insya Allah ntar kita sambung lagi ama Unsur yang ketiga...