Sabtu, 27 Desember 2008

Seorang Pemimpin dan Rakyat Wajib Berpegang kepada Sunnah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam bagi Perbaikan Ummat

Bismillahirrahmaanirrahim
Wahai saudaraku se-Iman se-Aqidah, semoga Allah Azza Wajalla Merahmati Kita Semua dan melimpahkan kepada kita ilmu yang bermanfaat , rizqi yang halal lagi baik serta amalan yang diterima, segala puji hanya milik Allah Ta’ala yang telah mempersaudarakan kita kaum muslimin diatas aqidah dan manhaj yang lurus. Semoga Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada manusia teladan, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga, sahabat dan para pengikut sunnahnya hingga hari kiamat.
Wahai Saudaraku se-Iman se-Aqidah, siapapun pada dasarnya, baik pemimpin maupun rakyat jika ingin memperbaiki umat, maka yang harus dilakukannya adalah berpegang kepada Sunnah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam sebagaimana pemahaman para Salafus Shalih yakni para Sahabat Ridwanallahu ’Alaihim Jamian. Jadi bukan dengan pemahaman akal kita yang sempit tanpa ilmu atau bahkan akal-akalan. Hal ini saudaraku terindikasi, bahwa banyak orang atau sebagaian orang, kini mengaku bermanhaj ahlus sunnah waljama'ah, namun perbuatannya , ibadahnya muamalahnya tidak seperti apa yang diucapkannya – jadi antara ucapan dan perbuatan ndak nyambung, dimana ucapannya bahwa ia adalah bagian dari orang-orang yang menegakkan sunnah namun dalam amalannya ia termasuk kedalam orang-orang yang menghancurkan dan merusak Sunnah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Naudzubillahi mindzalik.
Kenapa bisa begitu Saudaraku ?
Hal ini diKarnakan minimnya pengetahuan mengenai ad-dienul Islam, karna menuruti hawa nafsunya, karna jarangnya bermajelis ilmu dengan ustadz-ustadz atau ulama-ulama yang layak diambil ilmunya.
Untuk itu wahai saudaraku, mari kita biasakan mendatangi majelis-majelis ilmu yang mengajarkan tentang al-Qur’an dan As-sunnah sebagaimana pemahaman para shalafus Shalih.
dan sungguh saudaraku, Sesungguhnya Allah Azza Wa jalla telah memuliakan umat ini dengan diutusnya Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Hal ini Allah Azza Wa jalla tegaskan didalam firman-Nya Surah Al-Anbiya ayat 107 “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Maka dari itu Saudaraku (semoga Allah Azza Wajalla selalu melimpahkan taufiqnya pada kita semua), kita selaku seorang Muslim, baik selaku pemimpin atau rakyat dimanapun berada, telah diberikan rahmat khusus dengan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam, oleh sebab itu kita beriman, mengikuti, dan mengamalkan sunnahnya. Sedangkan orang kafir, mereka dirahmati dengan rahmat yang umum, berupa datangnya Islam. Dan apabila seorang Muslim berpegang teguh dengan agamanya dan konsisiten dalam mengamalkannya, apapun jabatannya, apapun kedudukannya, maka Allah akan mengurangi kejelekan atau kedzaliman kaum kafirin dan mengurangi kerusakan orang-orang yang hendak berbuat kerusakan. Didalam Al-Qur’an Surat Al-Baqaarah ayat 251 Allah Azza Wa jalla berfirman, “ “seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.”
Wahai sauadarku. Ingatlah ! Allah Azza Wa jalla telah menurunkan kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam kitab yang paling agung, dan telah menurunkan pula kepada Rasul-Nya tafsir dan penjelas yang paling agung bagi al-Qur’an, yakni Sunnah Nabawiyah. Dan Allah Azza Wa jalla pulalah yang berjanji menjaga al-Qur’an dan Assunah dari perubahan dan penyelewengan dari tangan orang-orang yang jahil lagi bodoh. Dan sungguh Saudaraku, Allah Subhanahu Wata 'alla menjaga keduanya dari pemikiran yang merusak dan penafsiran yang Bhatil. Allah Azza Wa jalla menegakkan hujjah dan bukti bagi semesta alam ini melalui Nabi-Nya yang mulia, Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Allah memberi petunjuk kepada Nabi kita dengan sebaik-baiknya petunjuk, memudahkannya untuk menempuh jalan yang paling mudah dan dengan metode yang paling praktis. Hal ini, Allah Azza Wa jalla jelaskan di dalam Firman-Nya Surah al-A’la ayat 8 “Dan kami akan memberi kamu taufik ke pada jalan yang mudah”
Sedangkan di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Jabir Radhiyallahu Anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad. Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan (dalam agama). Setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah. Dan setiap kebid’ahan adalah sesat.”
Mari Kita camkan hadits ini Saudaraku ! karna Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam telah menjelaskan kepada kita, bahwa tidak ada perkataan yang paling baik yang layak kita dengar selain kitabullah. Jadi kalau ada perkataan seseorang tentang agama ini menyelisihi kitabullah tentulah yang menyelisihi kitabullah tadi berada di dalam kesesatan. Selain itu, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam , jadi jangan pernah mengambil petunjuk yang datangnya dari orang-orang fasik atau dzahil tentang agama ini selain petunjuk dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam sebagaimana pemahaman para Sahabat Ridwanallahu ’Alaihim Jamian, karna para sahabatlah yang paling mengerti dan tahu tentang Sunnah atau petunjuk dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Selain itu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam juga mengingatkan kita agar jangan mengada-adakan sesuatu hal yang baru dalam agama ini, artinya dalam hal ibadah kita haruslah beribadah sesuai dengan apa yang dicontohkan dan dituntunkan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, bukan dengan nafsu dan syahwat kita, bikan dengan kebodohan kita, bukan dengan kejahilan kita dan juga bukan dengan nafsu dan syahwat orang-orang yang menganggap dirinya berilmu padahal tidak sama sekali.
Dan sungguh Saudaraku. Nabi kita yang mulia telah menunaikan dan menyampaikan seluruh sendi-sendi peribadatan dan perkara agama ini. Semuanya! Tidak terkecuali hal terkecil dalam kehidupan kita sehari-hari, baik dalam masalah ibadah, adab, akhlak terpuji, fadhilah atau keutamaan amal, perangai terpuji, dan sebagainya. Jadi sekali lagi, bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam telah menunaikan hak ini semua dengan menyampaikannya. Maka sepatutnyalah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam menjadi panutan bagi seorang hamba, teladan bagi seorang da’i, teladan bagi seorang pengajar, teladan bagi seorang hakim, teladan bagi seorang pemimpin, teladan bagi perajurit, teladan bagi seorang ayah, dan teladan bagi setiap manusia. Dan Allah Azza Wa jalla di dalam kitab-Nya telah menjelaskan hal ini, yakni Di Surah Al-Ahzab ayat 21 “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Wahai Saudaraku yang se-iman dan se-aqidah, di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim, Abu Dawud dan Imam Ahmad, ‘Aisyah Radiallahu Anha berkata, “ketahuilah ! Akhlak beliau (Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam) adalah Al-Qur’an.”
Jadi Saudaraku. Apa yang datang dari Rasulullah atau Sunnah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam, adalah petunjuk untuk menuju jalan lurus yang patut diikuti oleh setiap muslim. Dan terkumpul didalam Sunnah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, keutamaan, kebaikan, dan kesempurnaan.
Dan barangsiapa yang mengamalkan Sunnah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam, maka sungguh Allah Azza Wa jalla telah memberikan kebaikan yang banyak pada diri orang tersebut. Begitu juga sebaliknya, barang siapa meninggalkan Sunnah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam atau bahkan mencelanya, maka orang tersebut telah kehilangan kebaikan yang banyak sesuai dengan Sunnah yang ia tinggalkan dan akan mendapatkan adzab yang besar.
Lantas Saudaraku. Melihat keadaan Umat Islam sekarang ini, hati kita akan merasa sedih dan jiwa kita terasa putus asa. Bagaimana tidak Saudaraku? kita dicengkram oleh musuh-musuh Islam. Musuh-musuh Islam mengambil segala sesuatu yang mengurangi kekuatan kaum muslimin. Mereka Saudaraku, para musuh Islam, telah merendahkan Islam dan bersikap berani terhadap hak-hak kaum muslimin, mereka terus membuat permusuhan, bertindak aniaya kepada kaum muslimin dan memecah belah kaum muslimin. Dan ketahuilah Saudaraku, kelemahan kaum muslimin yang terbesar adalah perpecahan umat dan hawa nafsu yang diikuti !. sungguh penyakit yang menimpa kaum muslimin sekarang ini sangatlah banyak, sebab-sebab kemundurannya tak terhitung, selain itu musibah datang silih berganti dan balasannya pastti besar, bahkan perkaranya bisa bertambah jelek.
Akan tetapi Saudaraku, percayalah bahwa semua itu akhirnya adalah kebaikan bagi Islam itu sendiri. Dan obat mujarab untuk mengobati penyakit kaum muslimin, tiada lain adalah mengikuti Sunnah Nabawiyah.
Jadi Mengikuti Sunnah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan berpegang teguh dengan Manhaj Salafus Shalih adalah obat bagi seluruh penyakit umat ini. Ingat Saudaraku! Berpegang dengan Sunnah adalah dengan bersatu. Bersatu Meninggalkan perselisihan, menyatukan hati dan niat. Maka Berpegang dan mengikuti Sunnah adalah penolong untuk melawan musuh-musuh kebenaran, penolong dari musuh kesesatan dan hawa nafsu.
Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Madjah Imam Ahmad dan Darimi, dan dishohihkan oleh Al-alamah Syaikh Muhammad Nasirudin al-Albani (semoga Allah merahmatinya), dari Irbadh bin Sariyah, ia berkata, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam pernah menasehati kami dengan nasehat yang mendalam, air mata kami menetes olehnya dan hati kami terenyuh dibuatnya. Kami berkata, “Wahai Rasulullah ! sepertinya ini nasihat orang yang berpamitan, maka berilah kami wasiat !’ Beliau (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) berkata, ’Aku wasiatkan kepada kalian dengan taqwa kepada Allah dan mendengar serta taat kepada pemimpin, sekalipun dia adalah budak Habsyi. Sesungguhnya orang yang hidup setelahku, niscaya dia akan mendapati perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah para Khulafa Urasyidun yang lurus dan mendapat petunjuk, gigitlah dengan gigi gerahammu. Dan hati-hatilah dari perkara-perkara yang baru. Dan setiap bid’ah adalah sesat.”.
Jadi saudaraku. Sesungguhnya seruan ini, yakni seruan untuk kembali kepada Sunnah berlaku bagi setiap manusia. Dan Wajib bagi setiap muslim untuk melakukannya, mengajak saudaranya sesame muslim untuk menyempurnakan kekurangannya dalam berpegang terhadap Sunnah, menasehati atas kelalaiannya meninggalkan Sunnah, mengingatkan serta mengajarkannya sesuai ilmu dan kemampuan yang kita miliki. Selain itu menjelaskan kebaikan dan memperingatkan dari kejelekan. Adapun dakwah kepada orang kafir perlu juga kita lakukan dengan cara menjelaskan kebaikan Islam, baik melalui perkataan dan perbuatan serta menegakkan Hujjah atas mereka.
Ingat Saudaraku, kita haruslah berhati-hati dari membuka pintu kejelekan dan fitnah. Umat ini akan senatiasa baik selama belum terbuka pintu fitnah dan kejelekan. Kita harus mengambil pelajaran dari kejadian yang terjadi di alam ini. Dari fitnah-fitnah yang menghancurkan kehidupan, memecah belah persatuan. Dan kita jangan pernah meremehkan dosa, karna hal itu adalah sebab datangnya siksa dan azab. Dan kita harus selalu waspada dari segala sesuatu yang menghalangi kita untuk mengikuti Sunnah. Dan tentunya penghalang terbesar untuk mengikuti Sunnah adalah karena kita mengikuti hawa nafsu.
Dan Allah Azza Wa jalla telah menjelaskan hal ini di dalam Surah Al-Qashash ayat 50
“ Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), Ketahuilah bahwa Sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesung-guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”
Jadi saudaraku, termasuk yang dapat menghalangi mengikuti Sunnah yakni membeo atau taqlid kepada orang yang sesat lagi menyesatkan. Di dalam Surah Al-A’raf ayat 3 Allah Azza Wa jalla menjelaskan “Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).”
Kemudian Saudaraku, perkara lain yang dapat menghalangi kita dari mengikuti Sunnah adalah kebodohan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam Al Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan, maka Allah akan faqihkan ia dalam agama-Nya.”
Jadi Saudaraku, Telah jelas sampai kepada kita, bahwa mengikuti Sunnah adalah perintah dari Allah Azza Wa jalla. Dan Allah Azza Wa jalla jelaskan hal tersebut di dalam firman-Nya Surah al-Hasyr ayat 7 “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” Sedangkan di Surah yang lain , Allah Azza Wa jalla juga mengingatkan kita agar mendengar dan taat kepada Sunnah (apa yang diperintahkan dan dilarang Rasul kepada kita), yakni diSurah Al-Anfal ayat 20 sampai 21 “Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya), Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (munafik) vang Berkata "Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan.”
Toyib Saudaraku !. Mari sekali lagi kita cermati dan camkan nasehat perpisahan dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, nasehat yang agungbagi umatnya yang akan menjalani hidup hingga akhir jaman. Dimana beliau bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Madjah Imam Ahmad dan Darimi, dan dishohihkan oleh Al-alamah Syaikh Muhammad Nasirudin al-Albani (semoga Allah merahmatinya), dari sahabat Irbadh bin Sariyah Radiyallahu Anhu, diman ia Irbadh bin Sariyah berkata, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam pernah menasehati kami dengan nasehat yang mendalam, air mata kami menetes olehnya dan hati kami trenyuh dibuatnya. Kami berkata, “Wahai Rasulullah ! sepertinya ini nasihat orang yang berpamitan, maka berilah kami wasiat !’ Beliau (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) berkata, ’Aku wasiatkan kepada kalian dengan taqwa kepada Allah dan mendengar serta taat kepada pemimpin, sekalipun dia adalah budak Habsyi. Sesungguhnya orang yang hidup setelahku, niscaya dia akan mendapati perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah para Khalifah yang lurus dan mendapat petunjuk, gigitlah dengan gigi gerahammu. Dan hati-hatilah dari perkara-perkara yang baru. Dan setiap bid’ah adalah sesat.”.
Untuk itulah Saudaraku, Marilah kita memanfaatkan waktu kita untuk beramal sholih. And Don’t forget Ikhwa fillah, jangan pernah sia-siakan umur dengan melalaikan peluang emas untuk beramal kebajikan dan berpeganglah dengan sunnah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan Sunnah al-Khulafa Urasyidin. Dan mari, kita taati apa yang Allah Azza Wajalla perintahkan dan peringatkan di dalam kitab-Nya yang agung. Ingat sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah. San sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wasallam.
Wallahu Allam Bishowab…. Semoga bermanfaat