Bismillahirahmaa nirrahim
Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji hanya milik Allah Ta’ala yang telah mempersaudarakan kita kaum muslimin diatas aqidah dan manhaj yang lurus. Semoga Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada manusia teladan, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga, sahabat dan para pengikut sunnahnya hingga hari kiamat.
Sekali lagi wahai saudaraku.... Ana mengingatkan diri ana sendiri dan antum semua untuk berhati-hati terhadap PAKAR PERUSAK ISLAM, sebagaimana yang disampaikan ibnu Katsir (semoga Allah merahmatinya), sebagaimana yang ana kutip dari Al-furqon, Abdullah bin al-Mubarak rahimahumullah ta'aala berkata :
“Tidaklah dirusak agama Islam ini melainkan oleh tiga golongan : PEMIMPIN YANG CURANG, ULAMA SESAT dan AHLI IBADAH yang TERSESAT. Selain itu saudaraku dijelaskan oleh al-Imam Ibnu Abil Izz di dalam Syarah Aqidah ath-Thahawiyah bahwa pemimpin yang curang ialah ia (pemimpin) yang menolak syari’at Islam karna mengutamakan kepentingan kelompok, golongan dan politik, dimana jika urusan dunia politik bertentangan dengan syariat Islam , maka yang didahulukan adalah kepentingan politik. Maka dari itu saudaraku pilihlah pemimpin yang bertauhid yang mau perduli dengan agama ini, yang perduli dengan kepentingan Umat. Sedangkan Ulama Sesat yakni ulama yang keluar dari ketentuan syari'at Allah, karna lebih mementingkan pendapatnya, mementingkan kepentingan firqohnya atau kelompoknya dan menghalalkan apa yang Allah Azza Wajalla dan Rasul-Nya haramkan serta mengharamkan apa yang dihalalkan. Dan jika dalil nash bertentangan dengan akalnya maka ia mendahulukan akal. Dan yang terakhir saudaraku, bahwa Ahli ibadah yang sesat ialah mereka yang menolak hakikat iman dan syariat Islam, karma lebih berpedoman dengan perasaan, khayalah dan bisikan syaitan. Dimana mereka Menentukan Syariat baru dan membatalkan dien yang hak yang disyariatkan Allah lewat lisan Rasul-Nya dengan mengganti hakikat Iman. Jadi jika dalil nash bertentangan dengan perasaannya atau angan-angannya maka mereka berkata : “kami mendahulukan perasaan. naudzubillahi mindzalik !!!
Wahai Saudaraku (semoga Allah memberikan kita ilmu yang bermanfaat), Ibnu Katsir Rahimahullahu ta'aala di dalam tafsirnya berkata : ”Manusia pada umumnya membutuhkan ulama, ahli ibadah, dan orang-orang yang memiliki kedudukan atau harta. Jika mereka bertiga (para ulama, ahli ibadah dan orang-orang yang memiliki kedudukan atau harta) rusak, maka rusaklah keberadaan umat.”
Kemudian di dalam Hilyatul Auliya yang ana kutip dari Al-Furqon, Ziyad bin Jarir berkata, “Aku pernah datang kepada Umar bin Khaththab Radiyallahu Anhu, lalu beliau (Umar Radiyallahu Anhu) bertanya kepadaku, ‘Tahukah kamu penghancur agama Islam ? Yaitu Ulama yang tersesat, bantahan orang munafik terhadap al-Qur’an dan keputusan pemimpin yang tersesat.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim (Semoga Allah Merahmatinya), Ummul Mukminin ‘Aisyah Radiyallahu Anha berkata bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda (yang artinya),"Sesungguhnya orang yang paling di-MARAHI oleh Allah ialah orang yang suka membantah dalil.”
Untuk itulah saudaraku.. mari kita pilih pemimpin yang baik yang adil yang membela kepentingan umat, kita bulatkan tekad kita agar al-Islam tetap tegak, tetap jaya sehingga kita tidak ditimpakan adzab dan kehancuran.
Selain mengetahui penyebab dari kehancuran, maka kita juga perlu untuk mengetahui sebab-sebab kemakmuran. Untuk itu ana kutipkan dari Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, Al-Alamah Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (Semoga Allah Merahmatinya) mengatakan, "untuk mengeluarkan dunia Islam dari kekacauan berupa perbedaan pendapat, kesenjangan aqidah, politik , social, dan ekonomi, maka hal tersebut akan terwujud dengan berpegang kepada Islam , berhukum dengan syari’at islam dalam semua urusan. Maka dengan prinsip ini, mereka (kaum muslimin) akan berpadu dan hati bersatu. Inilah satu-satunya obat mujarab untuk menyelesaikan (masalah) dunia islam yang sekarang kita rasakan goncang, timbul perselisihan dan kehancuran." Dan Allah Azza Wajalla berfirman di dalam Surah Muhammad ayat 7 :
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
Selain itu Saudaraku (semoga Allah Azza Wajalla merahmati kita dan meridhoi apa yang kita usahakan). Allah Azza Wajalla berfirman di dalam Surah an-Nur ayat 55 yang artinya :
“Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.”
Akan tetapi saudaraku jika para pemimpin didalam suatu negeri atau wilayah atau daerah (terkecuali yang mendapat petunjuk) mencari petunjuk dan hukum selain al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, berhukum dengan selain hukum Allah dan berhukum dengan hukum yang dibuat oleh musuh Allah, maka kaum tersebut tidak akan mendapatkan jalan keluar dari perselisihan dan pertengkaran sesama mereka. Sebagimana Allah Azza wajalla jelaskan didalm kitab-Nya yang agung, Al-Qur’an al-Karim Surah Ali Imran ayat 117 :
“Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.”
Nah untuk itulah saudaraku, janganlah kita aniaya diri kita dengan memilih pemimpin yang tidak seaqidah dengan kita, atau tidak tegak diatas manhaj yang jelas. Dimana nantinya mereka akan menganiaya kita dengan memaksakan kehendaknya untuk suatu hal yang bertentangan dengan Syariat dan petunjuk Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Untuk itulah mari kita persiapkan diri kita, keluarga dan sanak saudara kita untuk menyongsong pemimpin yang adil dengan memilih orang –orang yang layak kita amanahi untuk jabatan pemimpin tersebut. Sebagaimana Qur’an Surah al-Anfal ayat 60 : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi …”
Nah Saudaraku seaqidah dan se-Iman...Adapun penyebab kemakmuran atau kejayaan antara lain yakni
Istiqomah di atas Syari’at
Dalam hal ini saudaraku pemimpin dan rakyat wajib kembali kepada syari’at Islam. Bagaimanapun besarnya musuh, jika kaum muslimin istiqomah maka musuh tidak akan dapat menghilangkan ilmu dan menghancurkan kaum muslimin. Karna Hal ini telah Allah Azza Wajalla jelaskan di dalam Qur’an surah al-Maidah ayat 105 :
“ Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu Telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka dia akan menerangkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.”
Senada dengan nash ilahi ini, Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (Semoga Allah Merahmatinya), dari Tsauban Radiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Senantiasa ada golongan dari umatku (yang menjadi) pembela kebenaran (islam), tidaklah membahayakan kepadanya orang yang menghinannya sampai datang hari kiamat, sedangkan mereka tetap teguh.”
Al-Alamah Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (Semoga Allah Merahmatinya), di dalam Majmu Fatawa nya berkata : “Maka wajib bagi pemimpin dan rakyat agar Istiqomah diatas Islam, berpegang teguh dengan syariatnya, berpijak kepada hukumnya, baik dari segi perkataan, perbuatan, dan aqidah, demikian juga wala’ dan bara’ dan senang atau benci. Inilah jalan kemenangan dan kebahagiaan. Jika pemimpin dan rakyat beristiqomah di atas islam, maka tidaklah musuh akan membahayakan.” Wallahu ‘Alam
Nah ! Adapun Penyebab kemakmuran lainnya yakni Bersabar menghadapi Musuh.
Jadi, yang namanya pemimpin dan orang muslim haruslah menyadari, hingga kapanpun serangan dari para musuh islam tidak akan kunjung padam. Dan kita bisa merasakannya sekarang. Karna hal itu sudah merupakan Sunatullah dipermukaan bumi, dimana setiap kaum muslimin selagi berpegang di bawah panji-panji atau bendera-bendera dienul islam pasti dimusuhi, sebagaimana yang Allah Azza Wajalla terangkan di Surah al-An’am ayat 112 : “Dan Demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.”
Dan kita diperintahkan untuk bersabar menghadapi mereka (musuh Islam) dengan melawannya sesuai Sunnah, bukan mengikuti gaya mereka. Dan itulah pangkal kemenangan, sebagaimana kesabaran Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam ketika berdakwah di kota Mekkah. Dan Allah Azza Wajalla jelaskan hal itu di Qur’an Surah Ali Imran ayat 120 : “ jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.”
Mari saudaraku se-Aqidah, se-Iman (semoga Allah Azza Wajalla menegakkan kita diatas Sunnah Nabi-Nya yang Shohiih), mari kita merenung sedikit… inginkah kita dihancurkan oleh musuh-musuh islam hanya karna keteledoran dan kesalahan kita sendiri… dan kita berharap apa yang tercantum di dalam hadits Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam berikut ini tidak menimpa kita. Dimana diriwayatkan oleh al Imam Muslim di dalam Shohihnya, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
“Akan datang sesudahku para pemimpin, mereka tidak mengambil petunjukku dan juga tidak melaksanakan sunnahku. Dan kelak akan ada para pemimpin yang hatinya seperti hati syaithan dalam jasad manusia.” Maka aku berkata : “Ya Rasulullah, apa yang aku perbuat jika aku mendapati hal ini?” Berkata beliau : “Hendaklah engkau mendengar dan taat pada amirmu walaupun dia memukul punggungmu dan merampas hartamu.”
Wallahu ‘Allam bishowab… semoga bermanfaat.