Minggu, 17 Mei 2009

Antara Kata dan perbuatan (Bagian 2)

Assalamualaikum....
Kembali ana postingkan lanjutan dari postingan sebelumnya yakni ”Perkataan berbeda dengan perbuatan’ semoga postingan ini dapat menjadi nasehat dan pelajaran bagi ana dan keluarga serta saudaraku sekalian yang selalu mengharapkan ridho Allah dan sebaik-baik tempat kembali yakni Jannah.

Wahai saudaraku se-Iman se-Aqidah...
Ada sebuah hadits yang tampaknya ter-khusus untuk para penceramah, dai dan mubaligh atau siapa sajalah yang mengaku juru dakwah. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal, Abu Nu’aim dan Abu Ya’la. (semoga allah merahmati mereka). Dan Menurut al-Haitsami salah satu sanad dalam riwayat Abu Ya’la para perawinya adalah para perawi yang digunakan dalam kitab shahih.
Dari Anas bin Malik Radiyallahu Anhu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Saat malam Isra’ Mi’raj aku (maksudnya Rasulullah) melintasi sekelompok orang yang bibirnya digunting dengan gunting dari api neraka.” Ssiapakah mereka ?”, tanyaku (Tanya Rasulullah) kepada Jibril. (Kemudian) Jibril (Alaihis Sallam) mengatakan, “Mereka adalah orang-orang yang dulunya menjadi penceramah ketika di dunia. Mereka sering memerintahkan orang lain melakukan kebaikan tapi mereka lupakan diri mereka sendiri, padahal mereka membaca firman-firman Allah, tidakkah mereka berpikir?”

Dari hadits ini Saudaraku Rasulullah Shalallahu ’Alaihi wa sallam melakukan pengingkaran keras terhadap orang yang punya ilmu tapi tidak mengamalkan ilmunya. Dimana ”perkataannya tidak sesuai dengan perbuatannya”. Dan inilah salah satu sifat orang-orang Yahudi yang dicap sebagai orang-orang yang mendapatkan murka Allah disebabkan mereka berilmu namun tidak beramal. Oleh karena itulah saudaraku, yang selalu mengharapkan Ridho Allah Azza wa jalla, di dalam Al-Mughni - Ibnu Qudamah mengatakan, “Ketika berkhutbah seorang khatib dianjurkan untuk turut meresapi apa yang dia nasihatkan kepada banyak orang.”
Untuk itu... mari kita Instropeksi diri..
Mari kita Muhasabah diri kita....,
”Apakah perkataan kita telah sesuai dengan perbuatan kita ?

Di dalam Al-Adab Asy-Syar’iyyah, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Radiyallahu Anhu mengatakan, “Duhai orang-orang yang memiliki ilmu ... amalkanlah ilmu kalian. Orang yang berilmu secara hakiki hanyalah orang yang mengamalkan ilmu yang dia miliki sehingga amalnya selaras dengan ilmunya. Suatu saat nanti akan muncul banyak orang yang memiliki ilmu namun ilmu tersebut tidaklah melebihi kerongkongannya sampai-sampai ada seorang yang marah terhadap muridnya karena ngaji kepada guru yang lain.”
Dan masih ana kutipkan dari perkataan para sahabat Ridwanallahu 'Alaihim Ajemain, dimana mereka adalah sebaik-baik ummat dan sebaik-baik generasi- yang layak kita jadikan contoh dan teladan selain tentunya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Dari Abu Darda Radhiyallahu ‘anhu di dalam Jami’ bayan Al-Ilmi wa Fadhlih, (ia) mengatakan, “Tanda kebodohan itu ada tiga; pertama mengagumi diri sendiri, kedua banyak bicara dalam hal yang tidak manfaat, ketiga melarang sesuatu namun melanggarnya.”


0 komentar: