Rabu, 19 Agustus 2009

Antara Kata dan Perbuatan (Bagian Tiga)

Assalamualaikum Warahmatullah...
Ikhwa Fillah Rahimani wa Rahimakumullah, segala puji bagi Allah Azza wajalla, kepada-Nya kita memeberikan sanjungan , memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya lah wahai saudaraku kita senantiasa berlindung dari kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan kita. Dan semoga Allah Azza Wa jalla menyatukan kita semua untuk senantiasa mencintai-Nya dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya.
Alhamdulillah akhirnya postingan mengenai ”Perkataan berbeda dengan perbuatan’ dapat ana lanjutkan. Semoga bermanfaat...
Toyib ! di dalam Jami’ Bayan Ilmi wa Fadhlih - Jundub bin Abdillah Al-Bajali mengatakan, “Gambaran yang tepat untuk orang yang menasihati orang lain namun melupakan dirinya sendiri adalah laksana lilin yang membakar dirinya sendiri untuk menerangi sekelilingnya.”
Bahkan sebagian ulama memvonis gila orang yang pandai berkata namun tidak mempraktekkannya karena Allah berfirman,
أَفَلاَ تَعْقِلُونَ
“Tidakkah mereka berakal?”
Dan di dalam Tafsir al-Qurthubi, Manshur al-fakih membuat syair mengenai orang-orang yang perkataannnya tidak sesuai dengan perbuatannya, dimana ia bersyair “Sungguh ada orang yang menyuruh kami untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka lakukan, sungguh orang-orang gila. Dan sungguh mereka tidaklah berterus terang.”
Kemudian akan ana kutipkan disini beberapa perkataan salafus shalih berkaitan dengan masalah ”Perkataan berbeda dengan perbuatan”, sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Bayan Ilmi wa Fadhlih : ”Siapa saja yang Allah halangi untuk mendapatkan ilmu maka Allah akan menyiksanya karena kebodohannya. Orang yang lebih keras siksaannya adalah orang yang ilmu itu datang kepadanya tapi dia berpaling meninggalkan ilmu. Demikian pula orang yang Allah berikan kepadanya ilmu tapi tidak diamalkan.
Selanjutnya Ubay bin Ka’ab mengatakan, “Pelajarilah ilmu agama dan amalkanlah dan janganlah kalian belajar untuk mencari decak kagum orang. Jika kalian berumur panjang, segera akan muncul satu masa, di masa tersebut orang mencari decak kagum orang lain dengan ilmu yang dia miliki sebagaimana mencari decak kagum dengan pakaian yang dikenakan.
Bahkan Saudaraku, Sahabat Abdullah ibnu Mas’ud Radiyallahu Anhu berkata, “semua orang itu pintar ngomong. Oleh karenanya siapa yang perbuatannya sejalan dengan ucapannya itulah orang yang dikagumi. Akan tetapi bila lain ucapan lain perbuatan itulah orang yang mencela dirinya sendiri.
Jadi saudaraku sekalian, orang yang berbicara namun tidak sesuai dengan perbuatannya.. maka menurut ibnu Mas’ud , orang tersebut sesungguhnya telah mencela dirinya sendiri , telah menghinakan dirinya sendiri. Dan sungguh , yang namanya ”Perkataan berbeda dengan perbuatan”, sudah sepatutnyalah kita tinggalkan dan jauhi...
Dan mari Saudaraku yang selalu berharap sebaik-baik tempat kembali, kita perhatikan dan kita simak baik-baik apa yang disampaikan oleh Al-Hasan Bashri Rahimahullahu Ta'ala Anhu, dimana beliau mengatakan, “Nilailah orang dengan amal perbuatannya jangan dengan ucapannya. Sesungguhnya semua ucapan itu pasti ada buktinya. Berupa amal yang membenarkan ucapan tersebut atau mendustakannya. Jika engkau mendengar ucapan yang bagus maka jangan tergesa-gesa menilai orang yang mengucapkannya sebagai orang yang bagus. Jika ternyata ucapannya itu sejalan dengan perbuatannya itulah sebaik-baik manusia.”
Bahkan Abu Darda mengatakan, “Sebuah kecelakaan bagi orang yang tidak tahu sehingga tidak beramal. Sebaliknya ada 70 kecelakaan untuk orang yang tahu namun tidak beramal.”

0 komentar: