Minggu, 30 Agustus 2009

Muqaddimah Ramadhan

Bismillah….

Wahai Saudaraku yang benci kemusyrikan… Alhamdulillah kita telah berada di Bulan Ramadhan. Dan tentunya, kita selaku seorang muslim , sudah sepatutnyalah siap dalam menyambut dan menjalankan ibadah-ibadah yang diwajibkan serta disunahkan di dalam bulan Ramadhan ini. Dimana ketika kita menjalankan ibadah-ibadah yang diwajibkan dan disunnahkan di Bulan Ramadhan, kita sudah sepatutnya mengetahui hukum-hukumnya, mengetahui sunnah-sunnahnya, serta mengetahui kaifiyah ibadah yang akan kita kerjakan, selain itu perbuatan apa saja yang harus kita tinggalkan dan jauhi serta mana yang harus kita kerjakan. Dan tentunya kita beribadah berlandaskan dalil-dalil atau nash-nash yang syar’i yang kita jadikan landasan atau pijakan dalam beribadah. Agar ibadah kita bisa ittiba kepada Rasululah Shalallahu ‘Alaihi wasallam.

Nah seperti biasanya setiap menyambut Ramadhan, selalu banyak acara digelar kaum muslimin. Bahkan diantara acara tersebut ada yang telah menjadi tradisi yang “wajib” dilakukan meski syariat Islam tidak pernah memerintahkan untuk membuat berbagai acara tersebut. Dan tentunya telah kita ketahui bersama bahwa Puasa Ramadhan merupakan salah satu dari kewajiban puasa yang ditetapkan syariat yang ditujukan dalam rangka taqarrub , dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.

Di bulan Ramadhan ini wahai saudaraku, banyak terdapat keutamaan-keutamaan. Diantaranya nih bahwa bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Qur’an. Hal ini sebagaimana firman Allah di Surah Al-Baqarah ayat 185 (yang artinya) : “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil).”
selain itu saudaraku yang benci kemusyrikan, pada bulan Ramadhan para setan dibelenggu, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka. Hal ini tentunya berdasarkan apa yang disampaikan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassallam, didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim (semoga Allah merahmati mereka), Dimana Rasulullah Shalallahu ’Alaihi wa sallam bersabda: “Bila datang bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan dibelenggulah para setan.”

Selain itu tak asing lagi ditelinga kita dengan apa yang sering disebut Lailatul Qadar.

Yap ! Malam Lailatul Qadar hanya ada, atau hanya terdapat di Bulan Ramadhan, sebagaimana yang Allah Azza wa Jalla jelaskan di Surah Al-Qadar ayat 1 sampai 5 yang artinya “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan hingga terbit fajar.”

Tentunya keutamaan Bulan Ramadhan tidak hanya itu saja, masih banyak lagi, diantaranya nih bahwa Bulan Ramadhan adalah Bulan Penghapus Dosa. Hal ini berdasar hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam kitab Shohiihnya, dari Sahabat Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wassallam bersabda, “Shalat lima waktu, dari Jum’at (yang satu) menuju Jum’at berikutnya, (dari) Ramadhan hingga Ramadhan (berikutnya) adalah penghapus dosa di antaranya, apabila ditinggalkan dosa-dosa besar.”

Selanjutnya di hadits yang lain, sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari dan Imam Muslim, juga dari Sahabat Abu Hurairah radiyallahu 'anhu Rasulullah shallallahu 'alaihi wassallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap ridha Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.”

Dan Ingatlah Wahai sauadaraku !! Puasa merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sekali lagi Ingatlah ! Bahwa Puasa merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam kitab Shohiihnya, dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah ta’ala berkata: ‘Kecuali puasa, maka Aku yang akan membalas orang yang menjalankannya karena dia telah meninggalkan keinginan-keinginan hawa nafsunya dan makannya karena Aku’.” Hadits ini dengan jelas menunjukkan betapa tingginya nilai puasa. Dimana Allah Azza wa Jalla akan melipatgandakan pahalanya bukan sekedar 10 atau 700 kali lipat, namun akan dibalas sesuai dengan keinginan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Padahal kita tahu dan haruslah kita yakini, bahwa Allah Azza wa Jalla Maha Pemurah, dan tentu Allah Azza wa Jalla akan membalas pahala orang yang berpuasa dengan berlipat ganda.

Wahai saudaraku yang benci kemusyrikan. Tentunya Hikmah yang dapat ditarik dari kenapa Allah Azza wa Jalla akan melipatgandakan pahala orang yang berpuasa bukan sekedar 10 atau 700 kali lipat, namun akan dibalas sesuai dengan keinginan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semua ini karna sebagaimana tersebut dalam hadits, bahwa orang yang berpuasa telah meninggalkan keinginan hawa nafsu dan makannya, karena Allah Ta'ala. Dimana tidaklah nampak dalam dzahirnya (orang yang berpuasa) dia sedang melakukan suatu amalan ibadah, padahal sesungguhnya dia sedang menjalankan ibadah yang sangat dicintai Allah Azza wa Jalla dengan menahan lapar dan dahaga. Sementara di sekitarnya ada bahkan banyak makanan dan minuman yang menggiurkan dan menarik selera.
Di samping itu saudaraku, Orang yang berpuasa juga menjaga hawa nafsunya dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa. Semua itu tentunya dilakukan hanya karena mengharapkan keridhaan Allah Ta’ala dengan meyakini bahwa Allah Ta’ala mengetahui segala gerak-geriknya. Dan di antara hikmah lainnya, yakni karena orang yang berpuasa sedang mengumpulkan seluruh jenis kesabaran di dalam amalannya. Yaitu sabar dalam taat kepada Allah Ta'ala, seperti sabar dalam menjauhi larangan, dan sabar di dalam menghadapi ketentuan taqdir Allah Ta’ala. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an Surah Az-Zumar ayat 10 (yang artinya) : “Sesungguhnya akan dipenuhi bagi orang-orang yang sabar pahala mereka berlipat ganda tanpa perhitungan.”

Toyib saudaraku. Dalam hal ini ada hal-hal yang perlu digaris bawahi, cetak miring dan garis tebal alias penting untuk kita tanamkan di dalam hati-hati kita, yakni bahwa puasa bukanlah sekedar menahan diri dari makan, minum dan hal-hal lainnya yang membatalkan puasa. Tetapi orang yang berpuasa harus pula menjaga lisan dan anggota badan lainnya dari segala hal yang diharamkan oleh Allah Ta’ala. Namun bukan berarti ketika tidak sedang berpuasa lantas kita boleh melakukan hal-hal yang diharamkan tersebut. Maksudnya nih, bahwa perbuatan maksiat itu lebih berat ancamannya bila dilakukan pada bulan yang mulia ini, dan ketika menjalankan ibadah yang sangat dicintai Allah Ta'ala. Dan tentunya bisa saja seseorang yang berpuasa itu tidak mendapatkan faidah apa-apa dari puasanya kecuali hanya merasakan haus dan lapar, karna ia tak menjaga lisan dan anggota badan lainnya dari hal-hal yang diharamkan. Na’udzubillahi min dzalik.
Untuk itu saudaraku, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang yang berpuasa agar mendapatkan balasan dan keutamaan-keutamaan yang telah Allah Azza wa Jalla janjikan.

Nah hal-hal tersebut nih saudaraku, diantaranya Setiap muslim harus membangun ibadah puasanya di atas iman kepada Allah Ta’ala, berpuasa dalam rangka mengharapkan ridha-Nya, bukan karena ingin dipuji atau sekedar ikut-ikutan keluarga atau ikut-ikutan lingkungannya yang lagi berpuasa. Mari kita simak sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang diriwayatkan oleh Muttafaqun ’Alaih “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah Ta'ala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Selanjutnya, hal lainnya yang sangat patut alias sangat penting untuk diperhatikan yakni Kita selaku orang yang berpuasa haruslah menjaga anggota badan kita dari hal-hal yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, seperti menjaga lisan kita dari dusta, menjaga lisan dari ghibah, dan banyak lagi lainnya. Begitu pula kita harus menjaga mata kita dari melihat orang lain yang bukan mahram kita baik secara langsung atau tidak langsung seperti melalui gambar-gambar atau film-film dan sebagainya. Juga menjaga pandangan dari wanita-wanita yang mengumbar aurat dijalan-jalan atau dipasar-pasar, kemudian kita juga menjaga telinga kita, tangan, kaki dan anggota badan lainnya dari bermaksiat kepada Allah Azza wa Jalla. Hal ini Saudaraku, telah diperingatkan Rasulullah Shalallahu ’Alaihi wasallam di dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam Al-Bukhari (semoga Allah merahmatinya), dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka Allah Ta’ala tidak peduli dia meninggalkan makan dan minumnya.”

Maka sudah semestinya lah, bagi orang yang berpuasa untuk tidak mendatangi pasar, supermarket, mall, atau tempat-tempat keramaian lainnya kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Jadi tidak benar anggapan ”Puasa-puasa gini enaknya ke Mall cuci mata.”Dibulan Ramadhan jalan-jalan ke Mall atau kepasar dengan alasan cuci mata ?! Naudzubillahi mindzalik ! Padahal di Mall dan dipasar-pasar banyak orang-orang yang mengumbar aurat serta maksiat. Jadi kita keMall atau kepasar jika ada keperluan yang memang menjadi kebutuhan pokok kita saja . bukan sekedar jalan-jalan atau bermain-main memuaskan syahwat. Dan berhati-hatilah, biasanya tempat-tempat tersebut bisa menyeret kita untuk mendengarkan dan melihat perkara-perkara yang diharamkan Allah Ta'ala. Begitu pula kita perlu mulai menjauhi televisi karena tidak bisa dipungkiri lagi bahwa efek negatifnya sangat besar baik bagi orang yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa. Selanjutnya, kita selaku orang yang berpuasa haruslah Bersabar, bersabar untuk menahan diri dan tidak membalas kejelekan yang ditujukan kepada kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sahabat Abu Hurairah radiyallahu 'anhu:
“Puasa adalah tameng, maka apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah dia berkata kotor dan janganlah bertengkar dengan mengangkat suara. Jika dia dicela dan disakiti maka katakanlah saya sedang berpuasa.”

Dan sesungguhnya saudaraku, puasa itu akan melatih dan mendorong seorang muslim untuk berakhlak mulia serta melatih dirinya menjadi sosok yang terbiasa menjalankan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun untuk mendapatkan hasil yang demikian tentunya tidak akan didapat kecuali dengan menjaga puasa kita dari beberapa hal yang telah ana sebutkan tadi.
Jadi Puasa itu saudaraku, ibarat sebuah baju. Bila orang yang memakai baju itu menjaganya dari kotoran atau sesuatu yang merusaknya, tentu baju tersebut akan menutupi auratnya, menjaganya dari terik matahari dan udara yang dingin serta memperindah penampilannya. Demikian pula puasa, orang yang mengamalkannya tidak akan mendapatkan buah serta faidahnya kecuali dengan menjaga diri dari hal-hal yang bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan pahalanya.

Wallahu a’lam bish-shawab.

0 komentar: