بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Wahai saudaraku yang selalu mengharapkan rahmat Allah, segala puji hanya bagi Allah Azza wajalla, kepada-Nya kita memberikan sanjungan , memohon pertolongan dan ampunan. Dan hanya kepada-Nya lah kita senantiasa berlindung dari kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan kita. Semoga Allah Azza Wa jalla menyatukan kita semua untuk senantiasa mencintai-Nya dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya.
Alhamdulilah pada hari ini, atas izin Allah Azza wa Jalla tentunya, ana postingkan postingan mengenai suatu peristiwa besar di dalam perkembangan dunia Islam, dimana pada pristiwa tersebut, kaum muslimin diperintahkan untuk melaksanakan sholat 5 kali dalam sehari semalam, serta di anjurkan untuk Ber-Bekam. Dan tentunya banyak berbagai peristiwa menarik yang juga terjadi pada pristiwa tersebut, dimana peristiwa-demi peristiwa yang Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam alami pada peristiwa tersebut, beliau paparkan, sehingga kaum muslimin mendapatkan pelajaran dan pedoman hidup di dunia ini. Peristiwa tersebut bernama Isra’ Mi’raj.
Selanjutnya, tatkala Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam berada di tengah periode, dimana dakwahnya menerobos jalan antara kesuksesan dan penindasan, maka atas kehendak Allah Azza wa Jalla terjadilah peristiwa yang kita kenal dengan Isra’ Mi’raj tersebut. Dan perlu kita ketahui, wahai saudaraku yang selalu mengharapkan rahmat dan ridho Allah, Terdapat beberapa pendapat yang beragam mengenai sejarah kapan waktu pastinya terjadinya peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut. Namun para salafus shalih serta para ulama-ulama yang tegak diatas al-Qur’an dan Sunnah tak pernah mempermasalahkan hal tersebut atau bahkan mencari-cari melalui mimpi dan perantara ghoib lainnya guna menyibak hal tersebut, karna para Ulama yang tegak diatas Al-Qur’an dan Sunnah lebih memperhatikan dan fokus pada bagaimana mengaplikasikan peristiwa tersebut, serta apa pesan-pesan serta perintah yang diwajibkan pada peristiwa Isra’ Mi’raj kepada kita kaum muslimin dalam kehidupan sehari-hari.
Dan sebagaimana yang telah Masyhur, Allah Azza Wa jalla berfirman dalam Surah Al-Israa’ ayat 1 :
سُبْحَنَ الَّذِى أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً
مّنَ الْمَسجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمسْجِدِ الأَقْصَا
الَّذِى بَرَكْنَا حَوْلَهُ, لِنُرِيَهُ, مِنْ ءَايَتِنَا.
إِنَّهُ, هُوَالسَّمِيعُ الْبَصِيرُ.
“Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Berikut ini wahai saudaraku yang mencintai Sunnah, ada beberapa hadits tentang terjadinya peristiwa Isra’ Mi’raj yang kami sadurkan dari sebuah kitab karya Al-Alamah Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani (Semoga Allah Azza Wa jalla merahmatinya) yakni kitab yang diberi nama Shahih Al Isra’ wa Al Mi’raj, dimana di dalam kitab tersebut Syaikh Al-Bani menceritakan kepada kita dengan membawakan hadits-hadits mengenai peristiwa Isra’ Mi’raj dari awal peristiwa hingga akhir perjalanan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam.
Toyib !, salah satunya yakni Hadits yang berasal dari Qatadah dari Anas bin malik Radhiyallahu Anhu. Dimana diriwayatkan, bahwa Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu Bercerita kepadaku (kepada Qatadah), bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam telah bersabda, ”Pada waktu dibedah dadaku- itu, sepertinya aku berada di samping rumah,’ menurut riwayat Imam Ahmad bin Hambal,”Di samping Ka’bah. ‘Antara sadar dan tidak, lalu datang salah satu dari ketiga orang, Jibril mendatangiku dengan membawa wadah yang terbuat dari emas dan penuh berisi dengan hikmah dan keimanan. Kemudian Jibril membedah dan menumpahkan semua kotoran yang ada di dalam perutku. Lantas dia membasuh hatiku dengan air Zam-Zam dan memenuhinya dengan hikmah dan ke-imanan. Setelah itu Jibril menjahit dan mengembalikan keadaan perutku seperti semula. Kemudian aku diajak menaiki hewan yang bukan seperti kuda dan lebih besar dari pada himar (keledai).
“Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam (kemudian) melanjutkan ceritanya,”Setelah itu ada orang yang bertanya,”Apakah itu yang dinamakan dengan Buraq wahai Abu Hamzah (panggilan Rasulullah)? ‘Beliau (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) menjawab, ”Betul !l.“
Kemudian sebagaimana yang diriwayatkan Imam Ahmad bin hanbal Rahimahullah dan Imam al-Bukhari Rahimahullah bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ”Kecepatan kendaraan BURAQ adalah sekejap mata dan dengan BURAQ itulah aku dibawa “.
Selanjutnya Ibnu Jarir meriwayatkan, “Setelah itu, kami bergegas menuju Baitul Maqdis (masjidil Aqsha)-
Wahai saudaraku se-Iman dan se-Aqidah, Di dalam hadits banyak diceritakan peristiwa yang dialami Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam ketika dalam perjalanan ke Masjidil al-Aqsa atau yang kita kenal dengan perjalanan Isra’, diantaranya di hadits yang diriwayatkan Imam Muslim Rahimahullah dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu Hurairah, (dimana) Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bertemu Nabi Musa Alaihis Sallam sambil mensifati (menyebutkan ciri-ciri Nabi Musa)-bahwa beliau (nabi Musa Alaihis sallam) adalah orang yang kurus dan berambut lurus berpostur tinggi seperti ketinggian orang –orang lelaki dari kaum Syanu’ah. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam juga melihat Nabi Isa putra Maryam (yang berbadan tinggi, bertubuh sedang dan berkulit merah), dan menurut Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam orang yang paling menyerupai Nabi Isa putra Maryam adalah Urwah bin Mas’ud Ats-Tsaqafi. kemudian pada waktu itu (perjalanan Isra’) Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam juga bertemu Nabi Ibrahim dan (menurut Rasulullah) orang yang paling serupa atau mirip dengan Nabi Ibrahim diantara anak-anak keturunannya adalah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam.
Toyib Saudaraku yang selalu mengharapkan kebaikan, perlu kita ketahui bahwa sesampai Rasulullah disana (di Baitul Maqdis), Rasulullah berkata, “Kami menunaikan Sholat bersama para nabi dan Rasul, dan Aku (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) yang menjadi Imam. Kemudian Aku (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) bersama Jibril Alaihis Salam bergegas menuju lapisan langit pertama. (Dan sesampai Rasulullah dan Malaikat Jibril di langit pertama) Penjaga langit (pertama) itu bertanya, ”Siapa ini?” (Malaikat) Jibril menjawab,’Saya Jibril.” Ia bertanya lagi, “Kamu bersama siapa?” (malaikat) Jibril menjawab,”Aku bersama Muhammad.” Ia (malaikat penjaga langit pertama) bertanya sekali lagi,”Apakah kalian diutus untuk menghadap-Nya?” (malaikat) JIbril menjawab,”Ya. (kemudian) Penjaga itu berkata ,Selamat datang, kalian adalah sebaik-baik orang yang ditunggu dan kalian telah Tiba.”
Wahai saudaraku yang mengharapkan rahmat dan ridho Allah, Imam Ahmad bin Hambal menambahkan di dalam riwayatnya, “Setelah itu penjaga langit pertama membukakan pintu, lalu aku (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) mendatangi Nabi Adam Alaihis Sallam, kemudian (malaikat) Jibril berkata, Ini adalah bapakmu, oleh karena itu ucapkanlah salam.” Lalu Aku mengucapkan salam kepadanya dan beliau menjawab salamku, ”Selamat datang wahai anakku dan nabiku.” Didalam riwayat Imam Bukhari (semoga Allah merahmatinya) dan Imam Ahmad (Semoga Allah merahmatinya) ditambahkan, “Selamat datang wahai putraku yang Shalih dan Nabi yang Shalih”. Selanjutnya sebagaimana yang diriwayatkan Imam Ahmad, dikatakan “Kemudian Kami (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan malaikat Jibril) naik menuju langit ke dua. (di langit kedua, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan Malaikat Jibril mendapat pertanyaan yang sama seperti pertanyaan penjaga di lapisan langit pertama), kemudian Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan Malaikat Jibril mendatangi nabi Yahya Alaihis Sallam dan Nabi Isa Alaihis Sallam. Lantas (malaikat) Jibril berkata, “Inilah nabi Yahya Alaihis Sallam dan Nabi Isa Alaihis Sallam, oleh karena itu berilah ucapan salam kepada mereka. Maka Aku (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) pun menyalami, dan mereka langsung menjawab. Setelah itu mereka menyambut,”Selamat datang saudaraku dan Nabiku.
Toyib ! selanjutnya dihadits tersebut dikabarkan, “Kemudian kami naik menuju langit ke tiga. Begitulah seterusnya, seperti pada langit pertama dan kedua.” Kemudian kami mendatangi nabi Yusuf Alaihis Salam, lalu (malaikat) JIbril berkata,”Ini adalah Nabi Yusuf Alaihis Sallam, oleh karena itu ucapkanlah salam, ”maka Aku (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) menyalami, dan beliau (Nabi Yusuf) langsung membalas (salam) seraya berkata,”Selamat datang saudaraku dan nabiku.” “kemudian kami naik menuju langit keempat, begitulah seterusnya seperti pada langit pertama, kedua dan ketiga. Kemudian kami mendatangi Nabi Idris Alaihis Sallam, lalu (malaikat) Jibril berkata,”ini adalah nabi Idris Alaihis Sallam, oleh karena itu ucapkanlah salam.” Maka Aku (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) menyalami, dan beliau (Nabi Idris) langsung membalas seraya berkata,”Selamat datang saudaraku dan nabiku.” Adapun di dalam Riwayat Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Bukahari tertulis, ”Selamat datang wahai saudaraku yang Shalih dan Nabi yang Shalih.” “Kemudian kami naik menuju langit kelima, begitulah seterusnya seperti pada langit pertama, kedua, ketiga dan keempat. Kemudian kami mendatangi Nabi Harun Alaihis Sallam, lalu (malaikat) JIbril berkata, “Inilah Nabi Harun Alaihis Sallam, oleh karena itu Ucapkanlah salam, Maka Aku pun menyalami, dan beliau (Nabi Harun) langsung membalas. Kemudian kami menuju langit keenam. Kemudian kami mendatangi nabi Musa Alaihis Salam, lalu Aku (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) menyalami, dan beliau (nabi Musa) langsung membalas seraya mengatakan, Selamat datang saudaraku dan nabiku. Akan tetapi ketika beliau (nabi Musa Alaihis Sallam) mempersilakan kami, tiba-tiba Nabi Musa Alaihis sallam menangis. Lalu (malaikat) Jibril Alaihis Sallam menegur,’Apakah gerangan yang membuat engkau menangis?” Nabi Musa Alaihis Sallam (kemudian) langsung mengadu kepada Allah, “Wahai Tuhanku...!!!, Anak laki-laki inikah yang engkau utus setelahku, yang mana.. umatnya paling mulia dan paling banyak masuk serga dari pada umatku?”.
Selanjutnya Wahai saudaraku yang mengharapkan sebaik-baik tempat kembali yakni Jannah, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa sallam berkata, “Kemudian kami naik, hingga pada akhirnya kami sampai pada langit ke tujuh. Kemudian kami mendatangi Nabi Ibrahim Alaihis Sallam. Lalu (malaikat) Jibril berkata,”Inilah Bapakmu, nabi Ibrahim Alaihis Sallam. Kemudian aku (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) menyalami beliau dan beliau langsung menjawab salamku, seraya berkata,”Selamat datang putraku dan nabiku.”
Adapun didalam riwayat yang juga dibawakan Imam Ahmad bin Hambal didalam Musnadnya serta Imam al-Bukhari didalam kitab shohiihnya, bahwa Qatadah pernah berkata, ”Hasan pernah bercerita kepadanya dari Abi Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Kemudian aku diangkat menuju Al-Bait Al-Ma’Mur. Ketika sampai di sana, aku (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) bertanya kepada malaikat Jibril Alaihis Sallam, ‘Tempat apa ini namanya?’ (malaikat) Jibril menjawab,”ini adalah baitul Ma’Mur. Ditempat ini lah sebanyak 70.000 malaikat setiap hari menunaikan sholat. Jika mereka sudah keluar, maka tak satupun diantara mereka yang kembali ketempat itu lagi.
Selanjutnya Imam Ahmad (Semoga Allah merahmatinya) membawakan hadits dari Anas dimana, “Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ”Kemudian aku disodori beberapa wadah, satu diantaranya berisi arak (khomer), sedangkan yang lainnya berisi madu dan susu. Lantas aku mengambil dan meminum dari wadah yang berisikan susu.” Lalu Nabi Ibrahim Alaihis Sallam berkata,”Ini adalah fitrah yang diberikan kepada engkau dan umatmu.” Selanjutnya, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Setelah itu, aku diangkat menuju Sidratul Muntaha. Tempat itu tampak seperti batang pohon anggur yang menjulang dari muka bumi dan mempunyai daun yang menyerupai telinga gajah. Kemudian terdapat tambahan didalam riwayat yang dibawakan Imam Ahmad dan Imam Bukhari, “Inilah sidratul Muntaha. Adapun di dasar tempat tersebut terdapat empat sungai. Dua diantaranya ada di dalam, sedangkan dua yang lain ada di luar. Lantas aku (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) bertanya kepada (malaikat) Jibril,”Apa maksud dari semua ini wahai Jibril?’ (malaikat) Jibril menjawab,”Adapun dua yang di dalam itu tempatnya adalah di surga sedangkan dua yang diluar itu adalah Sungai Eufrat dan Sungai Nil.
Selanjutnya, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Aku diwajibkan – menunaikan 50 kali Shalat setiap hari, setelah itu aku kembali. Pada saat itu aku bertemu dengan nabi Musa Alaihis Sallam dan beliau bertanya,’Apa yang engkau peroleh?’ Aku (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) menjawab,’Telah diwajibkan kepadaku 50 kali sholat setiap hari. ’Nabi Musa berkata,’Sungguh aku telah menelusuri kemampuan manusia-manusia sebelum engkau, dan sungguh aku telah mendoktrin Bani Israil dengan sangat ketat. Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu menunaikan hal itu. Oleh karena itu, kembalilah engkau menghadap Tuhanmu dan mintalah keringanan (dispensasi)!”.
Wahai saudaraku se-Iman se-Aqidah, apa yang terjadi kemudian ? Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam (ternyata) kembali menghadap Allah Azza Wa jalla , guna mendapatkan keringanan untuk umatnya sebagaimana saran Nab Musa Alaihis salam, dan peristiwa ini berlangsung beberapa kali, Rasulullah bolak-balik menghadap Allah Azza wa Jalla hingga akhirnya perintah mengenai sholat hanya tinggal 5 kali sehari. Setelah itu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam menemui nabi Musa Alaihis sallam. Akan tetapi Nabi Musa Alaihis Sallam masih mengatakan kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam hal yang sama seperti semula. Dan pada kesempatan itu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam berkata, ”Sungguh aku benar-benar malu kepada Tuhanku Yang maha Agung, sudah berapa kali aku bolak-balik?” Akan tetapi Allah Subhanahu Wata 'alla selalu merestui dan mengabulkan permohonanku.
Nah saudaraku yang mencintai Sunnah, ketika percakapan antara Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan Nabi Musa Alaihis Sallam berlangsung, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam agar beliau segera mencukupkan (permintaannya) sampai disitu, karena Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam telah meminta dispensasi yang begitu banyak untuk umatnya. Dan (Subhanallah!), Demi Ummat, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam lakukan segalanya. Dan patut kita ketahui bahwa segala bentuk kebaikan akan dibalas dengan 10 kali lipat.
Toyib !, Dan juga kita perlu ketahui bahwa hadits yang panjang, yang ana postingkan ini diriwayatkan oleh Imam ahmad, Imam Bukhari serta Imam Muslim dan Ibnu jarir. Jadi Untuk lebih jelasnya ana sarankan, agar antum semua dapat membaca Shohih Al-Isra’ wa al-Mi’raj kumpulan Hadits Shohih Isra’ Mi’raj karya Al-Alamah Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani Rahimahumullah (Semoga Allah merahmatinya, dan Semoga Allah membalasnya dengan sebaik-baik tempat kembali). Wallahu Alam Bishowab….
Dan Sebagaimana yang ana katakan dimuka bahwa banyak hal di dapat Rasulullah ketika peristiwa Isra’ dan Mi’raj, selain perintah Sholat ternyata Rasulullah dan umatnya juga dianjurkan untuk Berbekam oleh para malaikat. Jadi bukan hanya sholat yang diperintahkan pada saat itu, berbekam juga diperintahkan oleh penduduk langit kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam.
Hadits mengenai hal ini bisa antum cari di Shohiih Sunan At-Tirmidzi, ”
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ بُدَيْلِ بْنِ قُرَيْشٍ الْيَامِّيُّ الْكُوفِيُّ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِسْحَقَ
عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
هُوَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ
عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ
حَدَّثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنْ لَيْلَةِ أُسْرِيَ بِهِ أَنَّهُ لَمْ يَمُرَّ
عَلَى مَلَإٍ مِنْ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا أَمَرُوهُ
أَنْ مُرْ أُمَّتَكَ بِالْحِجَامَةِ
“ Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Budail bin Quraisy Al Yami Al Kufi, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlail, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Ishaq dari Al Qasim bin Abdurrahman ia adalah Ibnu Abdullah bin Mas'ud, dari bapaknya dari Ibnu Mas'ud ia berkata; Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam berkisah tentang malam beliau Isra' Mi'raj, dan sesungguhnya tidaklah beliau melewati sekelompok malaikat kecuali mereka semua menyuruh beliau untuk memerintahkan ummatnya berbekam.”
Sedangkan di dalam riwayat lainnya yang diriwayatkan al-Imam Ibnu Majah
حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ
حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ الرَّبِيعِ
حَدَّثَنَا عَبَّادُ بْنُ مَنْصُورٍ
عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
مَا مَرَرْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي بِمَلَإٍ
مِنْ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا كُلُّهُمْ يَقُولُ لِي
عَلَيْكَ يَا مُحَمَّدُ بِالْحِجَامَةِ
“ Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al Jahdlami telah menceritakan kepada kami Ziyad bin Ar Rabi' telah menceritakan kepada kami 'Abbad bin Manshur dari 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika malam aku diisra`kan, maka tidaklah aku melewati seorang malaikat pun kecuali semuanya berkata kepadaku: 'Wahai Muhammad hendaknya kamu berbekam'."
Adapun berdasarkan riwayat Anas bin Malik, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَا مَرَرْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي بِمَلَإٍ
إِلَّا قَالُوا يَا مُحَمَّدُ
مُرْ أُمَّتَكَ بِالْحِجَامَةِ
"Tidaklah aku melewati seorang malaikat ketika malam aku di isra`kan kecuali mereka berkata: 'Wahai Muhammad, perintahkan umatmu untuk berbekam'."
Sedangkan di dalam riwayat dari Ibnu Umar,dikatakan ”Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ”Tidaklah aku melalui satu dari langit-langit yang ada, melainkan para malaikat mengatakan, ”hai Muhammad, perintahkanlah umatmu untuk berbekam, karna sebaik-baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah sayatan bekam, al-kist, dan syuniz
Jadi ber-bekam atau al-ijamah telah disunnahkan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam sejak beliau ada. Dan bekam diterapkan oleh para Sahabat Ridwanallah ’Alaihim Ajemain serta para ulama-ulama slafus Shalih hingga ulama Mutaakhirin abad ini. Lantas kenapa kita tidak mengamalkannya... seperti Sholat.
Mari kita amalkan apa yang menjadi petunjuk Rasulullah mengenai Sunnah berbekam
حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ مَطَرٍ
عَنْ الْحَسَنِ بْنِ أَبِي جَعْفَرٍ
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُحَادَةَ
عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ
يَا نَافِعُ قَدْ تَبَيَّغَ بِيَ الدَّمُ
فَالْتَمِسْ لِي حَجَّامًا
وَاجْعَلْهُ رَفِيقًا إِنْ اسْتَطَعْتَ
وَلَا تَجْعَلْهُ شَيْخًا كَبِيرًا
وَلَا صَبِيًّا صَغِيرًا
فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
الْحِجَامَةُ عَلَى الرِّيقِ أَمْثَلُ
وَفِيهِ شِفَاءٌ وَبَرَكَةٌ وَتَزِيدُ فِي الْعَقْلِ
وَفِي الْحِفْظِ فَاحْتَجِمُوا
عَلَى بَرَكَةِ اللَّهِ يَوْمَ الْخَمِيسِ
وَاجْتَنِبُوا الْحِجَامَةَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ
وَالْجُمُعَةِ وَالسَّبْتِ وَيَوْمَ الْأَحَدِ تَحَرِّيًا
وَاحْتَجِمُوا يَوْمَ الِاثْنَيْنِ
وَالثُّلَاثَاءِ فَإِنَّهُ الْيَوْمُ
الَّذِي عَافَى اللَّهُ فِيهِ أَيُّوبَ مِنْ الْبَلَاءِ
وَضَرَبَهُ بِالْبَلَاءِ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ
فَإِنَّهُ لَا يَبْدُو جُذَامٌ وَلَا بَرَصٌ
إِلَّا يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ أَوْ لَيْلَةَ الْأَرْبِعَاءِ
“Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Utsman bin Mathar dari Al Hasan bin Abu Ja'far dari Muhammad bin Juhadah dari Nafi' dari Ibnu Umar dia berkata, "Wahai Nafi' darahku telah bergelegak, maka carikanlah untukku seorang tukang bekam, jika bisa maka carilah teman sebaya dan jangan yang sudah tua atau anak kecil, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berbekam di waktu pagi sangatlah bagus, sebab di dalamnya terkandung obat dan keberkahan, menambah kekuatan akal dan hafalan, maka berbekamlah kalian dengan mengharap keberkahan dari Allah pada hari kamis, dan hindarilah berbekam pada hari rabu, hari jum'at, hari sabtu dan minggu. Dan berbekamlah pada hari senin dan selasa, sesungguhnya hari senin dan selasa adalah hari di mana Allah menyembuhkan Ayyub dari bala` yang di timpakan pada hari rabu. Sungguh tidaklah penyakit lepra dan kusta muncul kecuali pada hari rabu atau malam rabu."
Semoga bermanfaat. Semoga Allah Azza wa jalla selalu memberi kita kekuatan, kesabaran, serta kemudahan untuk selalu dapat tegak diatas Sunnah-Sunnah Rasul-Nya dalam setiap keadaan.
0 komentar:
Posting Komentar