Selasa, 15 September 2009

Seputar Ramadhan "Kerancuan Lailatul Qadar"

Alhamdulillah…

segala puji bagi Allah Azza wajalla, kepada-Nya kita memeberikan sanjungan , memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya lah juga kita senantiasa berlindung dari kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan kita. Semoga Allah Azza Wa jalla menyatukan kita semua untuk senantiasa mencintai-Nya dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya.

Alkisah… ketika ana dan beberapa teman sedang berbincang – bincang mengenai amaliah Ramadhan, tiba-tiba ada seorang teman yang bercerita, “Dulu ketika ia masih kuliah, saat KKN di suatu desa terpencil di Kalimantan Barat, yang bertepatan dengan bulan Ramadhan. Dimana pada suatu malam , ketika memasuki beberapa malam terakhir di Bulan Ramadhan, ia (sebutlah namanya siFulan) mendapati ada orang tua berpakaian putih-putih minta izin agar dipersilahkan masuk kerumah tempat si Fulan dan teman-temannya menginap. Saat itu suasana sunyi senyap, teman-temannya yang lain tertidur pulas hanya si Fulan yang merasakan kehadiran orang tua berbaju putih tersebut. Namun rasa takutnya lebih besar dari pada keinginannya yang lain. Menurutnya, orang tua berpakaian putih tersebut terus-menerus meminta izin kepadanya untuk masuk kerumahnya, namun isi Fulan tak menghiraukannya. Ia asik dengan ketakutannya. Akhirnya malam tersebut ia lewati dengan ketakutan dan rasa penasaran. Namun tak lama kemudian. Si Fulan menceritakan apa yang dialaminya kepada beberapa rekannya serta sanak keluarga yang dianggapnya mengerti tentang agama. Dan sungguh diluar dugaannya , ketika ia menceritakan kejadian tersebut, yang keluar dari lisan orang-orang yang diceritakannya adalah kata-kata “Bodoh !” Kenapa kamu biarkan orang tua tersebut berada di luar rumah, itu adalah Lailatul Qadar ! Aduh sayang sekali ! Harusnya kamu bukakan pintu untuknya, dan mintalah apa saja.” Lailatul Qadar kok disia-siakan ! Dan ternyata perkataan beberapa orang yang menganggap apa yang dialaminya itu adalah lailatul Qadar tertanam dalam dilubuk hatinya, sehingga saat ia menceritakan peristiwa tersebut kepada kami, masih terlihat rasa penyesalan, kenapa ia begitu bodohnya membiarkan Lailatul Qadar lewat begitu saja, padahal kalau ia sedikit saja berani melawan rasa takutnya tentunya ia telah mendapatkan Lailatul Qadar, yang tak semua orang bisa mendapatkannya atau menjumpainya.

Sungguh saudaraku se-Iman , se-Aqidah apa yang dialami oleh teman ku hanyalah salah satu dari banyaknya dugaan-dugaan yang menyimpang tentang Lailatul Qadar, masih banyak anggapan dan dugaan –dugaan lainnya mengenai Lailatul Qadar, sebagian orang berkeyakinan bahwa Lailatul Qadar itu biasanya ditandai dengan bintang jatuh, atau rebahnya pohon-pohon, juga ada yang meyakini, Lailatul Qadar akan mendatangi orang-orang yang telah ditakdirkan untuk mendapatkannya dengan menyerupai manusia yang berpakaian serba putih dan wangi, dan banyak lagi persepsi-persepsi lainnya mengenai Lailatul Qadar. Lantas bagaimana kah lailatul Qadar yang sebenarnya di dalam Islam ? Apakah benar dugaan-dugaan yang berkembang dimasyarakat mengenai Lailatul Qadar seperti yang diceritakan teman ana tersebut ?

Wahai saudaraku se-Iman se- Aqidah, Semoga Allah Azza Wa jalla selalu memberikan berkah dan petunjuk kepada kita untuk senantiasa taat kepada-Nya.

Jadi sebelumnya nih , ana ingatkan sekali lagi, , berusahalah untuk bangun malam di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan ini dan mari kita hidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah. Untuk itu ajaklah sanak keluarga kita untuk memperbanyak ketaatan pada malam-malam tersebut.

Dan di dalam sebuah hadits, yang diriwayatkan oleh al-Imam Bukhari dan Imam Muslim (semoga Allah Merahmatinya), Dari Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu Anhu, dia bercerita : “Jika memasuki sepuluh malam terakhir, Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam memperkuat ikatan kainnya sambil menghidupkan malam itu serta membangunkan keluarganya.” Dan masih dari Umul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam berusaha keras pada sepuluh malam terakhir, yang tidak beliau lakukan pada bulan-bulan lainnya.

Toyib saudaraku, untuk menjawab kerancuan apa dan bagaimana lailatul Qadar, berikut ana sampaikan tanda-tanda Lailatul Qadar sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam kepada kita melalui hadits-haditsnya yakni Lailatul Qadar itu ditandai dengan matahari yang terbit tanpa sinar menyinarinya sebagai mana hadits dari Ubay Radhiyallahu Anhu, dia berkata : Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : Pagi (setelah) malam Lailatul Qadar, matahari terbit tanpa sinar menyinarinya seakan-akan ia bejana sehingga naik.” hadits ini Ikhwa fillah diriwayatkan oleh Imam Muslim (semoga Allah merahmatinya). Kemudian ada juga hadits dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu Anhu , dia berkata : Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : “Lailatul Qadar merupakan malam penuh kelembutan, cerah, tidakpanas dan tidakpula dingin, dimana matahari pada pagi harinya tampak lemah kemerahan.” Rawahu ath –Thayalisi, Ibnu Khuzaimah dan al-bazzar dengansanad hasan. Mari Ikhwa fillah, kapan lagi kita menghidupakan malam-malam ini mumpung hayat masih ditanggung badan , artinya ketika umur masih ada kapan lagi ?

Jadi saudaraku, telah jelas-dengan sejelas-jelasnya bagaimana Lailatul Qadar itu hadir ditengah-tengah kaum muslimin. Dan tentunya hadits-hadits ini membantah bahwa lailatul Qadar itu ditandai dengan datangnya sesorang yang berbaju putih bersih wangi dll. Jadi tidak ada itu yang namanya lailatul qadar datang dengan menyamar sebagai seseorang yang tua berbaju putih dll. Sungguh wahai saudaraku ! Jangan pernah melakukan pembenaran dan percaya akan cerita seperti ini. Adapun dugaan atau persepsi seperti ini adalah suatu perkara yang salah lagi bathil ! Wallahu a’lam……..

0 komentar: