Sabtu, 06 November 2010

Kesalahan - Kesalahan Dalam Manasik Haji

بِسْمِ الّلهِ الرَّ حْمنِ الرَّ حِيمِ

Wahai saudaraku yang selalu mengharapkan Rahmat dan ridho Allah azza wa jalla, Tak lama lagi kita akan memasuki bulan Dzulhijjah, dimana didalam bulan tersebut banyak terdapat peristiwa-peristiwa akbar serta amalan-amalan yang bersifat wajib maupun sunnah, diantaranya berhaji. Maka dari itulah, insya Allah ana coba postingkan mengenai “kesalahan-kesalahan dalam manasik haji” yang terbiasa dan sering dilakukan para jema’ah haji. Sebelumnya, kita ketahui bersama, bahwa sekitar beberapa hari lagi, saudara-sauadara kita yang telah Allah azza wa jalla tetapkan, dan Allah azza wa jalla limpahkan rezky, serta kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji ke tanah haram, akan berangkat ke Mekkah al-Mukarramah, namun dibeberapa daerah sudah ada yang diberangkatkan, bahkan jama’ah haji yang telah sampai di saudi Arabia hampir mencapai 80 % dari kuota jema’ah haji yang berasal dari Indonesia. Nah untuk itu tak ada salahnya, sebelum ditunaikannya ibadah-ibadah tersebut, kita bersama-sama menyelami mengenai ritual haji tersebut, namun pembahasannya lebih di fokuskan kepada kesalahan-kesalahan di dalam ritual Manasik Haji tersebut. Yang mana hal ini tentunya perlu dan penting untuk kita ketahui bersama, agar kesalahan-kesalahan yang tak masuk dalam ritual manasik haji dapat kita hindari, sehingga ibadah haji kita murni, berdasarkan apa yang telah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa sallam contohkan, sebagimana sabda beliau Huddu Anni Manasikakum..Ambillah manasik haji kalian dari ku

Adapun pembahasan mengenai hal ini kami kutipkan dari berbagai sumber diantaranya Hajjatun Nabi Kama Rawahu Jabir Radiyallahu Anhu yang ditulis oleh al-Alamah al-Muhadits Syaikh Muhammad Nashirudin Al-AlBani (Semoga Allah merahmatinya). Dan kami berharap, Semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat bagi kami dan ikhwah fillah sekalian.

Wahai saudaraku se-Iman se-Aqidah yang mencintai Sunnah, semoga saudara –saudara kita yang diberikan kesempatan oleh Allah Azza Wajalla untuk melaksanakan ibadah haji tahun ini diberikan kekuatan dan kemudahan untuk istiqomah mengerjakan rangkaian ibadah haji nya, dengan baik dan benar sesuai dengan Manasik Haji yang diajarkan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam.

Didalam sebuah hadits, yang diriwayatkan melalui berbagai jalur dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam bahwa beliau pernah ditanya, “Amalan apa yang paling utama?” beliau menjawab, “Teriakan dan penyembelihan.” Hadits ini dinyatakan shohih oleh Ibnu Khuzaimah, al-Hakim dan adz-Dzahabi serta dinyatakan hasan oleh Mundziri. Adapun Maksud kata teriakan” disini yakni meneriakkan suara dengan talbiyah saat ihrom. Sementara kata penyembelihan” maknanya adalah penyembelihan hewan kurban. Dan Orang yang berhaji hendaknya memakan sebagian sembelihannya tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Hal ini juga berdasarkan firman Allah Azza Wajalla di surah al-Hajj ayat 28 berkenanna dengan kurban semebelihan di Mina : “…Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.”

Kemudian sebagian jemaah haji mengetahui bahwa haji Tamattu’ itu lebih afdhol dari pada ifrod, namun ternyata mereka tetap melakukan haji ifrod. Baru kemudian mereka melakukan umroh setelah berhajji dari Tan’im agar mereka tidak terkena kewajiban menyembelih hewan sembelihan.

Sikap tersebut, jelas mengandung pelanggaran terhadap syariat Allah yang bijaksana, bahkan termasuk mencari-cari alasan untuk melanggar syariat dan jelas-jelas merusak. Karena dengan hikmahnya, Allah mensyariatkan umroh sebelum haji namun mereka malah sebaliknya melakukan haji, baru melaksanakan umroh. Dan, Allah Azza Wajalla juga mewajibkan orang yang melakukan haji tamattu’ untuk menyembelih hewan, namun mereka justru menghindarkan diri dari syariat. Wallahu a’alam bish-shawab.

Wahai saudaraku yang mencintai sunnah, Kita berharap saudara-saudara kita yang telah berangkat atau yang akan berangkat menunaikan ibadah haji, dapat mengikuti dan menjalankan sunnah-sunnah yang sudah ditetapkan di dalam manasik haji. Semoga sekembali dari pelaksanaan haji, para jamaah haji akan seperti bayi yang baru dilahirkan ibunya karna melaksanakan ritual haji sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wasallam mengerjakannya. Adapun beberapa kesalahan dalam manasik haji yang sering kita saksikan dan kita dengarkan kejadiannya dari berbagai sumber, diantaranya yakni : dimana terjadi kesalahan beberapa jamaah haji tidak mabit atau menginap di Mina pada malam Arofah. Demikian juga kadang-kadang ada yang tidak menginap di Muzdalifah pada malam Idhul Adha. Padahal menginap di Muzdalifah hingga Subuh termasuk salah satu rukun haji.

Nah berikut ini, beberapa kesalahan yang memang sering dilakukan para jemaah haji Ketika Berihram dan Bertalbiyah. Dimana para jemaah haji ketika Melewati miqatnya dalam keadaan belum atau tidak berihram. Hal ini sering terjadi pada sebagian jamaah haji Indonesia, dimana jemaah haji yang melakukan perjalanan dari tanah air (langsung) menuju Makkah. Mereka tidak berihram ketika melewati miqat (saat itu jamaah haji berada di atas pesawat terbang), dan jamaah haji baru berihram setibanya di Jeddah. Padahal kota Jeddah, pendapat yang benar, bukanlah miqatnya jamaah haji dari indonesia. Wallahu ‘Allam.

Kemudian saudaraku se-Iman se-Aqidah, kesalahn lainnya saat berihram dan bertalbiyah yakni Bertalbiyah bersama-sama dengan dipimpin seseorang di antara mereka, selanjutnya Selalu dalam keadaan menampakkan pundak kanan ketika berihram atau idhthiba’, padahal yang demikian itu hanya disunnahkan pada thawaf qudum, dan yang anehnya lagi ada sebagian jamaah haji yang meninggalkan bacaan talbiyah, lantas menggantinya dengan tahlil dan takbir. Sesungguhnya kita disuruh membaca talbiyah bukan takbir. Wallahu a’alam

Selanjutnya, hal lainnya yang sering dilakukan jemaah haji ketika Thawaf padahal hal tersebut adalah salah dan dilarang. Diantaranya nih : Mengharuskan diri untuk mandi sebelum berthawaf, kemudian ada juga yang Melafadzkan niat thawaf, ada lagi yang Mengangkat kedua tangannya saat berisyarat kepada Hajar Aswad, seperti ketika akan melakukan takbiratul ihram dalam shalat.

Kemudian ada juga jemaah haji yang Memulai putaran thawaf sebelum rukun Hajar Aswad, kemudian ia sebelumnya Melakukan shalat tahiyyatul masjid sebelum thawaf. Hal ini sebaiknya dihindari karna memang tidak ada contoh nya dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam maupun para Sahabat Ridwanallahu ‘Alaihin Ajemain. Maka dari itu mari, kita pelajari manasik-manasik haji dari ustad-ustad yang memang berusaha untuk menegakkan sunah-sunnah Rasulullah, bacalah buku-buku manasik haji yang berdasarkan al-qur’an dan sunnah, insya allah jika kita melakukan hal ini , haji kita akan baik dan meneladani apa yang Rasulullah contohkan. Sekali lagi ana ingatkan, Belajarlah dan bertanyalah kepada ustad-ustad yang faham akan sunnah-sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wasallam. Berusahalah untuk mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah. Semoga saudara-saudara kita kelak menjadi haji yang mabrur...... amin ya rabbal ‘alamin.......

Toyib, saudaraku dimanapun berada, yang mencintai Sunnah, diantara kesalahan yang juga sering dilakukan jemaah haji yakni ketika Thowaf, dimana ketika Thowaf mereka hanya mengelilingi bangunan Ka’bah yang bersegi empat saja dan tidak mengelilingi Hijr Ismail. kemudian Melakukan jalan cepat atau yang dinamakan Raml pada seluruh putaran thawaf, padahal Raml atau berjalan cepat itu hanya dilakukan pada 3 putaran pertama dan itu pun khusus pada thawaf qudum saja.

Dan yang lebih masyhur lagi yakni jemaah haji Berdesak-desakan untuk mencium Hajar Aswad, yang terkadang sampai sikut-sikutan, gencet sana-gencet sini, menggunakan calo’ , dorong sana-dorong sini dan bahkan mendzalimi jamaah haji lainnya. Selain itu di dapati bahwa jemaah haji sering Mengusap-usap Hajar Aswad dalam rangka tabarruk alais mengais berkah, dan berkeyakinan bahwa yang demikian itu dapat mendatangkan manfaat dan menolak bala. Juga ada yang Mencium dan mengusap-usap sebagian sudut Ka’bah atau keseluruhannya. Bahkan terkadang ada yang menarik-narik kiswah yakni kain penutup Ka’bah, kemudian menyobeknya guna dijadikan jimat. (naudzubillahi mindzalik). Bahkan ada yang dengan sengaja Membaca doa atau dzikir khusus pada setiap putaran thawaf, padahal yang demikian itu tidak ada tuntunannya dari baginda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga ada nih (menurut khabar) yang Berthawaf dalam keadaan bersedekap. Bahkan ada yang berKeyakinan bahwasanya barangsiapa mampu menggapai dinding atas dari pintu Ka’bah, maka dia telah berhasil memegang Al-‘Urwatul Wutsqa. Sungguh saudaraku, mari kita bertaqwa kepada Allah, dan menjalankan apa yang telah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wasallam contohkan.

Selanjutnya yang sering kita dengar atau diceritakan oleh jema’ah yang pulang dari berhaji, bahwa para jemaah Berdesak-desakan untuk shalat (persis) di belakang maqam Ibrahim (dengan alasan inilah yang afdol), dimana perbuatan tersebut dapat mengganggu jamaah lainnya yang sedang melakukan thawaf. Padahal, kita diperbolehkan untuk melakukannya walaupun agak jauh di belakang maqam Ibrahim, Dan yang Lebih parah lagi shalat setelah thawaf tersebut dilakukan lebih dari 2 rakaat, kemudian Berdiri dan berdoa bersama alias berdoa berjamaah seusai thawaf dengan satu komando. Lebih tragis lagi, doa itu dibaca dengan suara yang amat keras dan mengganggu kekhusyukan ibadah jamaah haji lainnya. Itulah saudaraku beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh jemaah haji ketika thowaf.

Selanjutnya, ana tuturkan Beberapa Kesalahan Ketika Melakukan Sa’I yakni : Berwudhu’ terlebih dahulu sebelum bersa’i, padahal masih dalam keadaan suci, kemudian Mengharuskan diri untuk naik ke Bukit Shafa dan menyentuhkan badan ke dindingnya. Ada juga yang Mengangkat kedua tangan sebagaimana layaknya takbiratul ihram sambil bertakbir tiga kali ketika berada di atas Shafa dan Marwah. Kemudian yang sering terlihat yakni Berlari-lari kecil pada seluruh putaran di antara Shafa dan Marwah. Padahal yang dituntunkan hanyalah ketika lewat di antara dua tanda hijau saja dan ada juga yang Melakukan shalat dua rakaat seusai sa’i. Naudzubillahi mindzalik. Semoga saudara-saudara kita dihindarkan dari hal-hal yang tidak ada tuntunannya di dalam manasik hajinya.

Dan Berikut ini beberapa kesalahan yang sering dilakukan jemaah haji ketika berada di arafah , dimana para jemaah haji sering Mengharuskan diri mandi untuk menyambut hari Arafah, kemudian mereka Melakukan wuquf di Arafah pada tanggal 8 Dzul Hijjah dalam rangka ihtiyath (berhati-hati), atau karena adanya keyakinan bahwa hari Arafah itu pada tanggal 8 Dzul Hijjah sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian penganut Syi’ah Rafidhah.

Selanjutnya nih, ada juga yang Melakukan wuquf di luar batas wilayah Arafah. Dan anehnya ada yang Meninggalkan pembicaraan (membisu) dan meninggalkan doa. Selain itu ada juga yang Masuk ke dalam kubah yang berada di atas Jabal Rahmah, lalu shalat padanya, atau mengelilinginya (berthawaf) sebagaimana layaknya berthawaf di Ka’bah. Dan ada juga yang berdo’a dengan dipimpin oleh ketua Kelompoknya dengan menggunakan pengeras suara...

Wahai saudaraku se-Iman se-Aqidah, kadangkala kita dapati para jamaah haji Berangkat dari Makkah ke Arafah sejak tanggal 8 Dzul Hijjah. Padahal ini tidak lah ada tuntunannya dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Telah jelas Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda “Pelajarilah manasik haji dariku.”

Dan sering pula kita dengar ada sebuah keyakinan dimana jama’ah haji berKeyakinan bahwa wuquf di Arafah pada Hari Jum’at merupakan haji akbar dan senilai dengan 72 kali haji. Dan yang juga merupakan kesalahan yang fatal nih yakni Meninggalkan Arafah sebelum terbenamnya matahari tanggal 9 Dzul Hijjah.

Selanjutnya, setelah beberapa kesalahan di dalam thowaf dan Wukuf di Arafah kita ketahui, berikut ini Beberapa Kesalahan ketika jamaah haji berada di Muzdalifah. Dimana mereka sering Tergesa-gesa saat beranjak dari Arafah menuju Muzdalifah, kemudian Mengharuskan diri mandi untuk menginap di Muzdalifah, bahkan Tidak segera melaksanakan shalat Maghrib dan ‘Isya saat tiba di Muzdalifah, mereka sibuk mengumpulkan batu-batu kerikil. Bahkan ada juga yang Tidak menginap di Muzdalifah tanpa ada udzur syar’I (atau alasan yang dibenarkan). Dan terkadang didapati para jamaah haji, mengisi malamnya dengan shalat malam dan dzikir. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan malam tersebut untuk istirahat.

Nah berikut ini Beberapa Kesalahan ketika Melempar Jumrah. Semoga Allah Azza Wajalla menghindari saudar-saudara kita dari kesalahan-kesalahan ini. Dimana para jamaah haji sering Mengharuskan diri untuk mandi sebelum melempar jumrah, dan ada juga yang Mencuci batu kerikil terlebih dahulu sebelum dilemparkan. Selanjutnya Melempar jumrah dengan menggunakan batu besar, sepatu, dan lain sebagainya. Padahal di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari di dalam Shohihnya (semoga Allah merahmatinya), dari Ibnu Abbas Radiyallahu Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa sallam pernah berkata padaku pada siang hari di Aqobah (tempat melempar jumroh), “Ambilkanlah untuk ku bebatuan!”

Ibnu Abbas berkata, “lalu aku mengambil bebatuan untuknya sebesar batu lemparan dan ketika aku meletakkannya di tangannya, beliau bersabda, “Seperti inilah, seperti inilah, seperti inilah “, dan janganlah kamu berlebih-lebihan dalam beragama, karna orang-orang sebelum kamu itu binasa hanya karena berlebihan dalam beragama.”

Selanjutnya ada juga yang berkeyakinan bahwa melempar jumrah itu dalam rangka melempar setan. Sehingga tidak jarang dari sebagian jamaah haji yang melemparkan benda-benda yang ada di sekitarnya, seperti sandal, payung, botol, dan sebagainya, agar lebih menyakitkan bagi setan. Kemudian antara jemaah haji ada yang berbuat dzhalim, dimana mereka Berdesak-desakan (saling mendorong) jamaah haji yang lainnya untuk bisa melakukan pelemparan. Bahkan ada juga yang Melemparkan kerikil-kerikil tersebut secara sekaligus. Padahal yang dituntunkan oleh baginda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah melemparkannya satu demi satu sambil diiringi takbir. Dan ada juga yang Mewakilkan pelemparan kepada orang lain, padahal ia mampu untuk melakukannya.

Kemudian yang perlu juga kita ketahui, yakni Beberapa Kesalahan Ketika Menyembelih Hewan Kurban dan Bertahallul. Sering kita lihat dan dengar bahwa para jemaah haji Enggan untuk menyembelih hewan kurban yang merupakan kewajiban untuk haji Tamattu’-nya, dan lebih memilih untuk bershadaqah senilai harga hewan kurban tersebut. Ada juga yang Menyembelih hewan kurban untuk haji tamattu’ di Makkah sebelum hari nahr (tanggal 10 Dzulhijjah). Setelah itu ada yang Mencukur dari sebelah kiri, atau menggundul/mencukur sebagian kepala saja bagi laki-laki. Bahkan ada yang Melakukan thawaf di seputar masjid yang berada di dekat tempat pelemparan jumrah. Dan ada yang Tidak melakukan sa’i setelah thawaf ifadhah dalam haji tamattu’. Maka dari itu, hendaknya sebelum berangkat berhaji, kita mengetahui bagaimana manasiknya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam.

Oh iya , masih ada lagi beberapa Kesalahan Ketika melakukan Thawaf Wada’. Dimana para jamaah haji ada yang Meninggalkan Mina pada hari nafar (12 atau 13 Dzulhijjah) sebelum melempar jumrah dan langsung melakukan thawaf wada’, kemudian kembali ke Mina untuk melempar jumrah. Setelah itu mereka langsung pulang ke negara masing-masing. Padahal semestinya, thawaf wada’-lah yang merupakan penutup dari seluruh manasik haji. Ada juga yang Berjalan mundur seusai thawaf wada’, dengan anggapan sebagai tanda penghormatan terhadap Ka’bah. Kemudian mereka Membaca doa-doa tertentu yang tidak ada tuntunannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai “ucapan selamat tinggal” terhadap Ka’bah. Wallahu ‘Allam bishowab.

Semoga beberapa kesalahan-kesalahan yang ana sadur serta kutipkan dari berbagai sumber ini, bermanfaat bagi ana dan Ikhwah Fillah sekalian, guna menyempurnakan ibadah manasik haji Ikhwah Fillah kelak “Insya Allah, sehingga ibadah haji yang akan dilakukan sesuai dengan apa yang telah diajarkan Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam.

Untuk postingan kali ini, ana sisipkan do’a yang dapat kita hafal dan amalkan. Do’a nya ana kutipkan dari Al-Qur’an Surah At Taubah ayat 129.

š

حَسْبِىَ الله ُ لاَ إِلَهَ إِلاَ هُوَ عَلَيْهِ تَوَ كَلْتُ وَهُوَرَبُّ الْعَرْ شِ الْعَظِيْمِ

"Cukuplah Allah bagiKu; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya Aku bertawakkal dan dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".

1 komentar:

utaabels mengatakan...

Harrah's Casino Las Vegas - MapyRO
Harrah's Hotel and Casino Las Vegas When you're 동두천 출장샵 looking for a quick getaway to Harrah's or 김해 출장마사지 the casino, 천안 출장샵 this 제주도 출장마사지 is an ideal destination to 광명 출장안마 get away from the