Assalamu 'alaikum Warahmatullah....
Wahai saudaraku yang se-iman dan Se-aqidah....Semoga Allah Azza Wajalla selalu memberikan kita ilmu yang bermanfaat, rizky yang baik dan amalan yang diterima. Sehingga kita dapat tegak diatas Sunnah Rasul-Nya hingga akhir hayat kita. Dan semoga Allah Azza wa Jalla selalu melimpahkan Rahmat-Nya pada kita semua. Amiin....
Dan insya allah postingan ana kali ini erat kaitannya dengan apa yang dinamai budaya jahiliyah, yang kini mulai marak di sekeliling kita – salah satunya nih saudaraku yakni Valentine day. Dan tentunya ana memposting tentang Perayaan Jahiliyah "Valentine day" ini – agar kita tidak terjerumus kedalam kemaksiatan dengan ikut merayakannya atau membenarkannya – selain itu agar kita mampu mencegah keluarga, sanak kerabat, dan teman kita dari ikut-ikutan budaya umat-umat yang tersesat dan dilaknat Allah Azza wa Jalla ini. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal serta al-Imam Abu Daud Rahimahullah Ta'ala Anhu , dari sahabat Ibnu Umar Radiyallahu Anhu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Man tasyabbaha biqauminn fahuwa minhum” Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kelompok mereka.”
Nah yang namanya budaya-budaya jahiliyah serta budaya-budaya kaum-kaum lainnya tentunya dapat merusak aqidah dan termasuk kedalam kesyirikan. Dimana yang termasuk diantara jalan dosa saudaraku...yakni meniru budaya dan peradaban orang-orang jahiliyah serta jalan umat yang dilaknat dan disesatkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Lantas kenapa hal ini bisa terjadi? karena ketidaktahuan kita terhadap sebab-sebab kebatilan, sehingga ketidaktahuan kita tersebut bisa membawa kita kepada kebatilan itu sendiri. Dan sebaliknya, jika kita mengetahui jalan dan sebab kebinasaan, maka kita tentunya akan selalu berhati-hati dan mawas diri. Dan tentunya setelah kita mengetahui bahwa sesuatu itu adalah kebathilan maka barulah kita dapat memberitahukan kepada orang lain agar orang lain juga terhindar dari sebab-sebab dan jalan kebinasaan tersebut.
Nah saudaraku... Hal inilah yang diungkapkan sahabat Hudzaifah radhiyallahu’anhu (antum bisa lihat postingan ana yang sebelumnya) yang diriwayatkan di dalam Shohiih al-Bukhari dan Shohiih Muslim, dimana Sahabat Hudzaifah Radiyallahu Anhu berkata, “Adalah para sahabat bertanya kepada Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam tentang hal yang baik-baik saja, namun aku bertanya kepada beliau tentang hal yang jelek, karena aku takut akan terjerumus ke dalamnya.”
Jadi saudaraku yang selalu mengharapkan sebaik-baiknya tempat kembali, yakni Jannah. apa yang disampaikan oleh sahabat Hudzifah al-yamani Radiyallahu Anha Sangatlah jelas – dimana, Beliau Radhiyallahu’anhu menggambarkan kepada kita, bahwa diantara factor yang menjadi penyebab terjerumusnya seseorang ke dalam kejelekan adalah karna tidak mengetahui perihal kejelekan itu sendiri. selain itu Hal ini juga ditegaskan lagi oleh Amirul Mukminin ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu’anhu, dimana beliau “Amirul Mukminin Radiyallahu Anhu berkata, “Sesungguhnya putusnya tali Islam itu sedikit demi sedikit, apabila tumbuh di dalam Islam - tumbuh orang yang tidak mengenal jahiliyah,”
Lho Kenapa bisa begitu ? (Ya...nanya lagi...!) karena.... jika seseorang yang tidak mengetahui kebatilan, ia tidak akan bisa mengingkari kebatilan tersebut. Maka jika demikian
halnya, tentu kebatilan tersebut hari demi hari akan terus meluas, hingga kemudian kebathilan tersebut dianggap sebagai suatu kebenaran. Dan pada akhirnya, bila ada yang mengingkari, maka ia akan dianggap mengingkari kebenaran. Sehingga terjadi penilaian yang amat keliru, dimana yang batil dianggap benar, dan yang benar dianggap batil. Naudzubillahi min Dzalik.
Jadi Saudaraku..., jika budaya atau perayaan – perayaan bertentangan dengan ajaran islam, seperti memamerkan aurat pada sebagian pakaian adat daerah, berkhalwat, zina atau budaya –budaya tersebut berbau syirik atau memiliki asal-usul ritual syirik dan pemujaan atau penyembahan kepada seseorang atau dewa-dewa atau tuhan-tuhan selain Allah ’Azza wa Jalla, maka budaya seperti ini hukumnya haram. Sekali saudaraku ! hukumnya adalah haram untuk diikuti dan diperingati. Ingat! haram untuk diikuti dan diperingati. Namun selama adat dan budaya itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam, silahkan saja melakukannya.
Oleh karena itu saudaraku yang selalu mengharapkan ridho Allah Azza wa Jalla, hendaklah kita selaku seorang Muslimin secara cermat meneliti asal-usulnya, apakah budaya itu mengandung unsur yang dilarang dalam agama atau tidak? Sebab, kita harus menjadikan syariat Islam sebgai barometernya, bukan sebaliknya. Karena sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, dan sebenar-benar pedoman adalah pedomannya para Salafu Ummah.
Wahai Saudaraku... Semoga Allah selalu meneguhkan hati-hati kita untuk tegak diatas Syariat Agamanya yang agung. Sebelum kita mengupas lebih jauh mengenai perayaan Jahiliyah "Valentine day" serta sejarahnya – maka ana akan sedikit mengisahkan tentang apa yang terjadi di Bosnia Herzegovina. Semoga kita semua dapat menarik Ibroh atau pelajaran dari peristiwa ini. Dimana, Saat sebelum pembantaian etnis Bosnis yang notebene adalah Muslim pada April 1992 yang ana kutip dari buku Valentine day so What? Pada saat itu keluarga muslim Bosnia sebelum perang pembantaian etnis berkecamuk tidaklah menampakkan izzah dan identitas selaku seorang Muslim. Dimana kaum wanitanya tak memakai jilbab bin kerudung, dan yang laki-laki, juga tak berpakaian atau berpenampilan layaknya seorang muslim seperti janggut, dan lain sebagainya. Saat itu islam bagi kaum Muslimin Bosnia hanyalah identitas (kalau dikita ya.. bisa disebut Islam KTP), Saat itu saudaraku kehidupan di Bosnia amatlah tenang dan damai (ketenangan dan kedamaian yang semu tentunya). Di Bosnia – muslim adalah mayoritas – namun jarang terlihat pria dewasa mereka pergi kemasjid mendirikan sholat. Bahkan gadis-gadis muslim bosnia biasa pergi diskotik atau bar-bar serta mengkonsumsi minuman beralkohol. Sehingga tidak tampak lagi perbedaan mana orang muslim dan mana yang bukan. Selain itu - Ketika datang waktu perayaan keagamaan umat lainnya- hampir seluruh warga muslim Bosnia juga ikut merayakannya, tanpa perduli muslim atau bukan. Begitu juga sebaliknya jika ’Iedul Fitri atau ’Iedhul Adhaa. Bahkan anak-anak muda Bosnia sebelum peperangan tersebut terbiasa dengan merayakan moment-moment seperti Valentins day, April Mop atau Helowen.
Dan ketika penjahat perang yang bernama ”Slobodan Milosevic” ingin mewujudkan kebusukan hatinya tentang "Serbia Raya", maka ia memerintahkan tentaranya untuk menghabisi etnis Muslim Bosnia, dengan cara apapun, termasuk aksi pemerkosaan. Padahal warga muslim bosnia sangat toleransi terhadap apa yang dianut oleh Slobodan Milosevic dan warga Serbia lainnya, bahkan nih saudaraku, antara seorang muslim dengan kafir sudah tak ada bedanya. Nah Begitu peristiwa pembantaian etnis Muslim Bosnia tersebut terjadi, barulah warga Muslim Bosnia sadar ”berpuluh tahun mereka hidup berdampingan dengan orang-orang kafir yang berlainan agama, mereka (muslim bosnia) sangat toleran, bahkan berlebih-lebihan hingga mencampakkan aqidah serta ke-imannnya, namun semua kebaikan dibalas dengan sangat pahit.”
Hingga akhirnya - Ditengah-tengah puing-puing bangunan yang hancur, ditengah desingan peluru dan ledakan mortir, ditengah kepiluan tangisan korban pemerkosaan, Akhirnya Muslim Bosnia kembali mendekap identitas ke-islamannya. Yang wanita kembali memakai Jilbab, para lelakinya mulai mendirikan sholat, bahkan adzan mulai bergema kembali diantara gedung-gedung yang ambruk, al-Qur’an kembali dibuka dan dibaca. Dan sekarang apa yang terjadi di dalam keseharian kaum muslimin di Bosnia sebelum pembasmian etnis tersebut sekarang tengah berlangsung di Indonesia. Sebagaimana yang kita saksikan, Banyak Muslim di indonesia yang jahil terhadap ke-Islamannya. Banyak remaja muslim yang ikut-ikutan merayakan perayaan Jahiliyah "valentines day", april Mop, helowen dan perayaan-perayaan umat-umat lain nya. Hal ini saudaraku - sama dengan yang terjadi di Bosnia dan alasannya pun sama yakni dengan alasan demi toleransi, atas nama pluralisme dan kerukunan antar umat beragama, hingga akhirnya aqidah terabaikan.
Wahai saudaraku... yang selalu mengharapkan ridho Allah. Ana mengajak Antum semua untuk kembali menghidupkan gaya hidup yang islami di dalam keseharian kita sebagaimana Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabat Ridwanallahu 'Alaihim Ajemain menjalaninya. Karna jika kita tidak kembali kepada Style Islami dan syariat islam, maka Umat islam tak punya Izzah, kita akan diremehkan dan dilecehkan. Sekarang ini saja, banyak dari kita, keluarga dan remaja Muslim yang terlena dan asyik dengan kejahilan. Sekali lagi atas nama toleransi dan pluralisme, aqidah terabaikan. Dan jika ini terus dibiarkan tanpa ada yang berusaha untuk mengingatkan dan menyadarkan, tragedi Bosnia tak menutup kemungkinan cepat atau lambat akan mendatangi kita - akan terjadi di Indonesia. Semua ini saudaraku... berpulang kepada kita semua. Akan kah kita segera sadar untuk tegak diatas Sunnah-sunnah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan Syariat agama yang agung ini atau membiarkan hal ini semua berjalan tanpa ada daya dan upaya.
Toyib Saudaraku - Sebagaimana yang ana kutip dari Buku Valentine day so What ? Jauh-jauh hari, dengan kebencian yang sangat. Musuh-musuh Islam telah mencanangkan gerakan untuk menjauhkan Ajaran Islam dari Umat islam. Samuel Zweimer, Ketua Asosiasi Jaringan Yahudi, ketika membuka Konfrensi Yerusalem di tahun 1935 – didepan ratusan wakil yahudi seluruh dunia, Ia (samuel zweimer) berpidato :
”Tugasmu adalah mengeluarkan kaum muslimin dari Islam, jadikan mereka lalai dalam mempertahankan islam. Jadikan mereka memiliki moral yang rendah dan mengenyampingkan watak yang luhur. ...Saudaraku telah mengeluarkan kaum Muslimin dari agama mereka, meski mereka tetap enggan memakai baju Yahudi dan Kristen. Kita telah berhasil menjadikan para pemuda Islam menjadi generasi yang enggan bekerja keras, malas, dan senang berfoya-foya, mengejar nafsu syahwat, mengejar harta untuk memuaskan nafsunya dan juga memburu jabatan untuk menggapai kekayaan materi.., lanjutkan perjuanganmu demi agama kita!
Wahai saudaraku ! Masihkah kita berdiam diri ... dengan bermalas-malas dan tak mau menjalankan apa yang Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya perintahkan.
Wahai saudaraku yang selalu mengharapkan Ridho Allah. Mari kita ingatkan saudara-saudara kita , karna saudara kita dan keluarga kita adalah tanggung jawab kita. Ingatlah firman Allah ”Ku anfusakum wa ahlikum naro” jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” mari saudaraku, sekali lagi kita peringatkan saudara-saudara kita , kerabat kita dengan peringatan yang mengandung hikmah dan dengan tutur bahasa yang baik serta dengan dalil-dalil atau nash yang syar’i yang merupakan hujjah bagi mereka dan kita kelak diakhirat nanti. Katakan kepada mereka ”Tidak ! untuk perayaan jahiliyah, atau Tidak ! untuk perayaan yang mengandung kesyirikan kepada Allah Azza wa Jalla.’
Nah saudaraku. Negeri Bosnia telah meberi pelajaran kepada kita, umat islam indonesia – bahwa musuh-musuh Allah Subhanahu Wata'ala senantiasa mencari kesempatan untuk menghancurkan kita. Dan gerakan yang pertama kali mereka lakukan yakni dengan merusak pemikiran atau cara pandang Umat islam terhadap agamanya dengan melancarkan serangan melalui budaya, mode, televisi dan pemikiran-pemikiran yang kita kenal dengan Ghozwul Fikri. Mereka saudaraku menanamkan kepada generasi kita lewat tayangan-tayangan televisi, lewat bintang-bintang olahraga dan film, bahwa merayakan perayaan Jahiliyah Valentine, April Mop, helowen atau perayaan-perayaan keagaaman umat-umat lainnya merupakan hal yang lumrah dan tidak apa-apa, karna lihatlah perayaan tersebut dilakukan oleh berjuta remaja seusia mereka di dunia. Dan ketika serangan pemikiran dan serangan budaya mereka telah menuai hasil yang memuaskan, maka tunggulah, mereka akan mencari moment yang tepat untuk melancarkan serangan militer untuk menumpas generasi islam, sebagaimana yang terjadi di Bosnia Herzegovina.
Wahai saudaraku yang selalu tegak diatas manhaj yang haq – sudah saatnya remaja islam Indonesia sadar akan maksud-maksud tersembunyi dibalik budaya-budaya barat yang masuk kenegeri kita tercinta ini. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan generasi muda islam sebagai generasi yang tegar dan kokoh menghadapi segala cobaan dan ujian dengan tetap berpegang kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam sebagaimana pemahaman para Salafu Ummah yakni Para sahabat Ridwanallahu 'Alaihim Ajemain. Mari kita simak baik-baik firman Allah Subhanahu Wata'ala di surah Al-Isra’ ayat 36 : ”Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
Nah Saudaraku. Tidak ada di dunia ini kematian seseorang yang bukan siapa-siapa , bukan nabi bukan pula ulama. Bahkan Nabi dan rasul saja, tidaklah boleh didalam Islam kematiannya untuk diperingati. Tetapi kematian seseorang yang bernama Santo Valentine yang diyakini terjadi pada tanggal 14 Februari diperingati, dengan begitu massal dan dengan
tradisi-tradisi yang tak layak ditiru. Hari kematian dari Santo valentine inilah yang diperingati sebagai hari Valentine, hari dimana orang-orang menyatakan rasa cinta dan kasih sayang kepada orang-orang yang diinginkannya. Walya’ udzubillah.
Sungguh Saudaraku, perayaan Jahiliyah "Valentine day" merupakan suatu peringatan dan perayaan yang aneh dan tak layak untuk dirayakan. Wallahu a’lam bish-shawab.
Wahai saudaraku, ana menyarankan ke pada antum semua, amalkan lah do'a di Surah Ali-Imran ayat 8 didalam do'a-doa' yang antum panjatkan kepada Allah Azza wa Jalla, agar kita terhindar dari kesesatan, setelah Allah Azza wa Jalla anugerahkan kepada kita petunjuk.
Sungguh saudaraku yang namanya petunjuk lebih baik dari dunia dan seisinya.
"Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)".
I'tikaf
13 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar