Rabu, 11 Februari 2009

Sejarah Perayaan Jahiliyah "Valentine Day"

Bismillahirrahmanirrahim...
Wahai Saudaraku Se-Iman se-Aqidah...Semoga Allah Azza Wajalla selalu memberikan kita ilmu yang bermanfaat, rizky yang baik dan amalan yang diterima.
Sehingga kita dapat tegak diatas Sunnah Rasul-Nya hingga akhir hayat kita. Dan semoga Allah Azza wa Jalla selalu melimpahkan Rahmat-Nya pada kita semua. Amiin....
Dan insya allah, postingan ana kali ini masih ada kaitannya dengan postingan sebelumnya yakni mengenai budaya jahiliyah dan budaya kesyirikan ”Valentine day”.
Dan tentunya, sekali lagi ana ingatkan, kita membahas Valentine day ini – agar kita tidak terjerumus kedalam kemaksiatan, dengan ikut merayakannya atau membenarkannya – selain itu agar kita mampu mencegah keluarga, sanak kerabat, dan teman kita dari ikut-ikutan budaya umat-umat yang tersesat dan dilaknat Allah Azza wa Jalla ini.
Wahai Saudarku yang selalu mengharapkan Ridho Allah Azza wa Jalla – Ribuan Literatur yang berupaya menggali sejarah valentine day yang merupakan budaya Jahiliyah, yang penuh kemaksiatan dan kesyirikan ini – masih banyak terjadi perbedaan pendapat, dimana ada banyak versi tentang asal perayaan budaya jahiliyah syirkiyah Valentine day ini.
Adapun versi yang paling populer memang tentang kisah Santo valentinus yang diyakini hidup pada masa kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajalnya pada tanggal 14 februari 269 Masehi. Dan kisah ini pun masih ada beberapa versi. Namun yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat yakni bahwa Valentine day erat hubungannya dengan budaya paganisme alias penyembahan terhadap dewa-dan dewi Romawi kuno, yang memang dipenuhi dengan legenda, mitos dan penyembahan terhadap berhala. Jadi menurut pandangan Tradisi Romawi Kuno, pertengahan Bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan.
Kemudian di dalam tarikh atau sejarah kalender Athena Kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan februari disebut sebagai Bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Di tradisi Roma kuno sendiri saudaraku, tanggal 15 februari itu dikenal sebagai hari raya Lupercalia, yang merujuk kepada nama salah satu dewa yang bernama Lupercus, Lupercus ini dekenal sebagai dewa kesuburan. Dimana dewa ini digambarkan sebagai seorang laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Nudzubillahi mindzalik.
Dan di zaman Roma kuno, para pendeta disana setiap tanggal 15 februari akan melakukan ritual penyembahan kepada dewa Lupercus dengan mempersembahkan korban berupa kambing kepada sang Dewa.
Setelah itu mereka minum anggur dan akan berlari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan kulit domba dan menyentuh siapa saja yang mereka temui. Kemudian para perempuan muda akan berebut untuk disentuh kulit kambing yang dibawa oleh para pemuda-pemuda karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Dan hal ini merupakan sesuatu yang sangat dibanggakan di Roma kala itu.
Jadi saudaraku - Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi kuno yang berlangsung antara tanggal 13 hingga 18 februari, dimana pada tanggal 15 februari merupakan puncak perayaannya. Jadi dua hari pertama yakni tanggal 13 dan 14 februari, dipersembahkan untuk dewi cinta alias Queen of Feverish Love yang bernama Juno Februata. Pada hari itu saudaraku, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilahkan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya keluar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang berhasil memilihnya. Naudzubillahi mindzalik. Sungguh saudaraku, budaya ini budaya yang jahil yang penuh dengan kemaksiatan.
Selanjutnya nih - Keesokan harinya, yakni tanggal 15 februari, mereka kemudian pergi ke kuil untuk meminta perlindungan dewa lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, para lelaki muda melecuti gadis-gadis dengan kulit binatang. Para gadis itu kemudian berebutan untuk bisa mendapatkan lecutan karena menganggap bahwa semakin banyak lecutan yang didapat maka mereka akan bertambah cantik dan subur.
Dan ketika agama kriaten katolik masuk keRoma, mereka lantas mengadopsi upacara paganisme, upacara sembah berhala ini dan mewarnainya dengan nuansa kristiani. Antara lain mereka mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau pastor. Adapun Diantara pendukung hal ini adalah Kaisar Konstantine dan paus Gregory I. Selanjutnya Ikhwa Fillah - agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 februari.
Sungguh sesuatu yang mengada-ada dan diada-adakan guna menjerat seseorang di dalam keyakinan mereka. Untuk lebih jelasnya, saudaraku bisa baca di The World Book Encyclopedia, 1998. atau buku Valentine day so What ?
Nah Saudaraku yang mengharapkan Ridho Allah - Tentang siapa Santo Valentinus sendiri, sepeti telah ana singgung diawal postingan ini, para sejarawan masih berbeda pendapat. Saat ini sekurangnya ada tiga nama valentine yang meninggal pada tanggal 14 februari. Sebagaimana yang terdapat di The Catholic Encyclopedia Volume XV sub judul st. Valentine. Sebagaimana yang kami kutip dari Valentine day so What ? Seorang diantaranya yang bernama Santo Valentiene ini dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya “St. Valentine” yang dimaksud. Juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda-beda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II yang memerintah kerajaan Roma berang, dan kemudian memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine, karena ia (Santo Valentine) dengan berani menyatakan tuhannya ialah isa al-masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi.
Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lantas menulis surat untuknya dan menaruhnya di terali penjaranya. Adapun Versi keduanya nih saudaraku diceritakan, Bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah.
Oleh sebab itu kaisar lantas melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Dan ternyata tindakan kaisar ini, diam-diam mendapat tantangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap.
Dan akhirnya Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Hingga eksekusi dilakukan pada tanggal 14 februari 269 Masehi. Selain itu – tradisi mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan Santo Valentine. Kejadian ini sebagaimana yang tercatat di The Encyclopedia Britannica, terjadi pada tahun 1415 Masehi, ketika Duke of Orleans dipenjara di Tower of London – maka ketika ada perayaan mengenang Santo Valentine oleh gereja pada tanggal 14 Februari , ia (Duke of Orleans) kemudian mengirim surat berisikan puisi kepada istrinya di Perancis. Oleh Geoffrey Chaucer, penyair Inggris, peristiwa tersebut dikaitkannya dengan musimkawin burung-burung dalam puisinya.
Lantas, bagaimana dengan ucapan ”Be My Valentine?” yang sampai sekarang masih saja terdapat di banyak kartu ucapan atau dinyatakan langsung oleh orang-orang yang merayakan jahiliyah day alias Valentine day dengan pasangannya masing-masing.
Wahai saudaraku... "Ken Sweiger" , sebagaimana yang terdapat di Should Biblical Christians observe It? Yang kami kutip dari Valentine day so What? Mengatakan, ”kata ”Valentine” berasal dari bahasa latin yang mempunyai persamaan dengan arti ”Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa.” dan kata ini sebenarnya dizaman Romawi Kuno ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, Tuhannya orang Romawi.
Jadi disadari atau tidak, menurut Ken Sweiger, Jika seseorang meminta orang lain atau pasangannya di perayaan jahiliyah ”valentine day” menjadi ”to be my Valentine ?” maka ia sesungguhnya telah terang-terangan melakukan suatu perbuatan yang dimurkai Tuhan, karna meminta sesorang menjadi ”Sang Maha Kuasa, dan hal ini sama saja dengan upaya menghidupkan kembali budaya pemujaan kepada berhala.
Adapun Cupids atau desire yang digambarkan dengan bentuk bayi yang rupawan setengah telanjang yang bersayap dengan memegang panah adalah putranya Nimrod ”The Hunter” alias dewa matahari tuhannya orang romawi. Dan Cupids ini saudaraku disebut atau dianggap juga sebagai Dewa Cinta, karna begitu tampan bin rupawannyanya cupids sehingga ia diburu banyak wanita – bahkan saudaraku – dikisahkan bahwa ibu kandungnya Cupids (istrinya Dewa Nimrod) juga tertarik dengan anaknya sehingga mereka melakukan incest yakni melakukan hubungan seksual dengan putranya. Naudzubillahi mindzalik.
Selain itu saudaraku, silang sengketa siapa sesungguhnya Santo Valentine sendiri juga terjadi di dalam gereja khatolik. Dimana menurut gereja khatolik, nama Santo Valentinus merujuk pada tiga martir atau santo alias orang suci yang berbeda yakni seorang pastur di Roma, kemudian seorang uskup Interamma dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika.
Dan yang membingungkan lagi nih, korelasi atau hubungan ketiga martir ini dengan perayaan jahiliyah ”Valentine day” juga tidak jelas. Hi..hi..
Kemudian Paus Gelasius II pada tahun 496 menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui secara pasti mengenai martir-martir ini (sebagaimana yang ana sebutkan tadi). Namun demikian – anehnya – Paus Gelasius II tetap menyatakan tanggal 14 februari tiap tahun sebagai hari raya peringatan Santo Velentine.
Adapun kemudian ditemukan sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus di Via Tibertinus dekat Roma, eh..lantas dinisbatkan bahwa kerangka tersebut adalah kerangka Santo Valentinus. Yang kemudian kerangka tersebut ditaruh didalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin Irlandia. Jenazah ini diserahkan oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836.
Jadi Jelas ya saudaraku ! bahwa perayaan jahiliyah yang penuh kesyirikan ”Valentine day” sesungguhnya berasal dari mitos dan legenda zaman Romawi Kuno dimana berlaku kepercayaan paganisme alias penyembahan terhadap berhala. Dan sungguh – gereja Khatolik sendiri tidak bisa menyepakati siapa sesungguhnya santo Valentine yang dianggap menjadi martir pada tanggal 14 Februari.
Lantas masihkan kita rela saudara kita , kerabat kita, sanak saudara kita terjerumus kepada kebudayaan jahiliyah ini ? sungguh di dalam perayaan jahiliyah yang dinamakan Valentine day ini terdapat banyak kesyirikan dan Tasyabuh atau menyerupai orang kafir. Sekali lagi - Mari! – kita ingatkan saudara-saudara kita untuk menghindari dan menjauhi perayaan ini, jangan pernah ikut-ikutan dalam perayaannya. Bahkan sekarang ini Saudaraku – perayaan jahiliyah ini mulai dipopulerkan ke kalangan anak-anak melalui tayangan-tayangan film kartun seperti spong-bob dan lain-lain. Naudzubillahi mindzalik.
Sungguh sebuah usaha yang jelas dari kaum kafirin untuk merusak aqidah umat islam. Lantas masihkan kita membiarkan anak-anak kita teracuni budayah jahiliyah ini. Mari sekali lagi , kita jauhkan saudara kita , sanak saudara kita dari yang namanya Budaya jahiliyah ”Valentine day”.
Semoga bermanfaat...

0 komentar: