Kamis, 25 Februari 2010

Etika Makan dan Minum 2

Wahai saudaraku yang mencintai Sunnah-Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Yang selalu mengharapkan Rahmat dan Ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saat ini, dimalam ketika sebagian orang sibuk dengan ritual kebid’ahan yang ber-tasyabuh dengan syiah serta kaum musyrikin. Ana kembali postingkan mengenai Etika makan dan minum melanjutkan postingan sebelumnya yag belum tuntas. Lantas kenapa tak memposting mengenai ritual kebid’ahan yang pada malam ini sebagain orang melakukannya. Sesungguhnya saudaraku, tema mengenai kebid’ahan yang terjadi pada malam ini, ritual bid’ah yang dianggap sunnah bahkan ada yang menganggap tabu untuk ditinggalkan, dimana sebagian besar masyarakat kita menjalankannya, telah ana postingkan pada postingan di Bulan Maret Tahun 2009 lalu. Semoga ana dapat mengambil manfaat dari postingan yang ana kutip dari berbagai sumber tersebut. Dan menjauhi ritual bid’ah tersebut.

اَللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَا فِعًا , وَرِزْقًا طَيِّبًا, وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً .

“Ya Allah ! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu Ilmu yang bermanfaat, Rizky yang baik dan Amalan yang diterima.”

Toyib Saudaraku yang mencintai Sunnah dan benci semua perkara bid’ah, ana lanjutkan postingan mengenai Etika makan dan minum yang tentunya disandarkan pada nash-nash serta hadits-hadits shohihah dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, diantaranya nih . Jika kita akan makan dan minum maka mulailah dengan mengucapkan BASMALAH. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud Rahimahullahu Ta’ala dan di shohihkan At-Tirmidzi Rahimahullahu Ta’ala, “Jika salah seorang dari kalian makan, maka sebutlah nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa tidak menyebut nama Allah, maka hendaklah ia menyebut nama Allah Ta’ala pada awalnya dan hendaklah ia berkata, “Dengan nama Allah, sejak awal hingga akhir.”

Namun tentunya membaca basmalahnya janganlah di dalam hati karna petunjuknya kita disuruh melafadzkannya, jadi ya… minimal didengar oleh telinga kita sendiri, namun ada juga yang menyarankan agar diucapkan lebih keras sebagai pengajaran bagi orang lain yang makan disekitar kita (siapa tau aja mereka lupa mengucapkan basmalah).

Selain itu saudaraku yang membenci dan mengingkari perkara Bid’ah. Kita disunnahkan untuk makan dengan menggunakan tangan kanan, dimana Rasulullah memerintahkan hal tersebut, sebagaimana bunyi sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim (Semoga Allah merahmati mereka), hai Anak, bacalah basmalah dan makanlah dengan tangan kananmu.” ! ketahuilah wahai saudaraku, bahwa perintah dalam hadits ini menunjukkan kewajiban, dan tidak boleh kita memalingkannya atau meremehkannya. Bahkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wasallam menggolongkan orang yang makan dan minum dengan tangan kiri menyerupai Syaithan !!! Dimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah seorang diantara kalian makan, maka hendaklah makan dengan tangan kanannya. Apabila minum maka minumlah dengan tangan kanannya pula. Karena sesungguhnya syaitan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.”

Sekali lagi Ingat ! bahwa makan dan minumlah dengan tangan kanan. Dan jangan dengan tangan kiri. Karna yang makan dan minum dengan tangan kiri adalah syaithan. Maukah kita disamakan dengan syaithan karna kita tasyabuh dengan syaithan. Hadits mengenai hal ini diriwayatkan oleh Imam Muslim (semoga Allah merahmatinya) dengan nomor hadits 2020. Namun apabila kita terdapat udzur yang syar’i maka dibolehkan makan dengan tangan kiri misalkan tangan kanan kita putus atau cidera yang menyebabkan kita tidak bisa makan dan minum dengan tangan kanan. Jadi sekali lagi ana ingatkan. jangan pernah makan dan minum dengan tangan kiri kecuali udzur yang syar’i.

Adapun etika selanjutnya yang patut untuk kita ketahui dan amalkan, yakni kita patut untuk mengecilkan suapan mulut kita. Setelah itu kita dianjurkan mengunyah makanan dengan baik, kemudian makan dan minumlah dari makanan yang paling dekat dengan posisi kita dan tidak makan dari tengah piring. Hal ini berdasarkan dari hadits yang juga diriwayatkan oleh Muttafaq ‘Alaih. Dimana Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepada Umar bin Salamah, “Hai anak muda, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari makanan yang dekat denganmu (maksudnya dari yang pinggir).

Selanjutnya saudaraku yang tegak diatas sunnah nabawiyah yang shohiihah, jika ada makanan yang jatuh, hendaklah kita mengambilnya dan memakannya dan jangan membiarkannya. Dimana di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Jika sesuap makanan kalian jatuh, hendaklah ia mengambilnya, membuang kotoran dari padanya, kemudian memakan sesuap makanan tersebut, serta tidak membiarkannya dimakan syaetan.” Artinya makanan yang jatuh tersebut dibersihkan terlebih dahulu , jangan langsung dimakan entar kita diare, jadi ikuti adabnya, makanan yang jatuh dibersihkan dahulu, dibuang kotorannya barulah dimakan. Dan yang tak kalah pentingnya untuk kita ketahui bahwa kita dilarang meniup makanan atau minuman yang masih panas, untuk itu makanlah makanan tersebut ketika mulai dingin, jadi jangan lagi berasap-asap langsung dimakan, biarkan dingin terlebih dahulu baru kita makan. Kemudian kita juga dilarang untuk bernafas di dalam bejana atau didalam gelas ketika minum, dan dianjurkan bernafas di luar gelas atau bejana hingga tiga kali. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muttafaq ‘Alaih, dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bernafas di luar tempat minum hingga tiga kali.” Dihadits yang lain, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam melarang bernafas di dalam minuman, atau meniup didalamnya. “Rawahu At-Tirmidzi dan dishohihkan olehnya.

Kemudian jika kita telah selesai makan dan minum atau diakhir makan dan minum maka disunnahkan memuji Allah Azza Wa jalla, karena Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa makan makanan, dan berkata, “Segala puji bagi Allah yang memberi makanan ini padaku, dan memberikannya kepadaku tanpa ada daya dan upaya dariku, maka dosa-dosa masa lalunya diampuni. “ Rawahu Muttafaq ‘Alaih.

Dan tentunya, kita haruslah menghindari yang namanya kenyang yang berlebih-lebihan, karna dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim (semoga Allah merahmati mereka) dengan derajat yang hasan, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Anak Adam tidak mengisi tempat yang lebih buruk dari pada perutnya. Anak Adam itu sudah cukup dengan beberapa suap yang menguatkan tulang punggungnya, jika ia tidak mau (tidak cukup), maka dengan sepertiga makanan, dan dengan sepertiga minuman dan sepertiga yang lain untuk bernafas.”

Oh iya saudaraku yang membenci bid’ah dan pelakunya. Hendaknya kita jangan minum dengan berdiri karna hal ini dilarang, namun kalau makan dibolehkan sambil berjalan. Namun untuk kehati-hatian dalam makan, maka sebaiknya makan sambil duduk. Wallahu a’lam.

Selanjutnya nih, sebaiknya kita ketika makan dan minum mendahulukan orang yang paling tua, kemudian kepada orang yang disebelah kanan kita dan seterusnya, dan kita menjadi orang yang terakhir kali. Hal ini disandarkan pada hadits-hadits Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, diantaranya Hadits yang diriwayatkan oleh Muttafaq ‘Alaih, “Mulailah dengan orang yang lebih tua. Mulailah dengan orang yang lebih tua.Ibnu Abbas lalu memberikan makanan kepada orang -orang tua di sebelah kiri beliau, sebab saat itu Ibnu Abbas berada disebelah kanan beliau, sedang orang-orang tua berada di sebelah kiri beliau. Kemudian Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Sebelah kanan, kemudian sebelah kanan.” Selanjutnya saudaraku, kita tidak memulai makan atau minum, sedang ditempat tersebut terdapat orang yang lebih berhak memulainya karena usia atau karena kelebihan kedudukannya. Tidak memaksa teman atau tamu untuk makan dan minum, namun kita dianjurkan agar bersikap santun dan etis sesuai dengan kebutuhannya, sehingga tamu atau orang tersebut tidak merasa malu atau memaksa diri malu-malu, sebab hal tersebut termasuk riya’.

Dan tentunyayang tak boleh kita lupakan, bahwa kita harus bersikap ramah terhadap teman kita atau siapa saja ketika makan bersama. Menjaga pandangan serta tidak melihat-lihat atau melirik lirik hingga tamu tersebut merasa malu. Kemudian yang juga patut untuk kita hindari yakni dari mengerjakan perbuatan-perbuatan yang dipandang tidak sopan seperti berbicara kotor atau jorok. Serta jika makan bersama orang-orang yang tidak mampu , kita harus mendahulukan orang –orang tersebut, bercanda seperlunya dalam batas-batas yang diperbolehkan serta santun dan hormat kepada mereka. Wallahu a’lam.

Oh iya. sekali lagi ana mengingatkan diri ana dan ikhwa fillah sekalian, agar Berhentilah makan sebelum kenyang, karena meniru Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam lebih utama agar kita tidak terjatuh dalam kebinasaan dan kegemukan yang membuat kita ngantuk serta menghilangkan kecerdasan. Selanjutnya , tak lupa kita jika telah selesai makan untuk menjilati tangan (jika kita makan dengan tangan), kemudian mengelapnya atau mencucinya, namun mencucinya itu lebih baik dan dianjurkan. Dan tak lupa wahai saudaraku se-Iman dan se-Aqidah, kita perlu membersihkan sisa-sisa makanan di mulut atau gigi-gigi kita, serta berkumur, yang tujuannya tak lain dan tak bukan untuk mejaga kebersihan diri kita. Wallahu Alam bishowab.

Semoga bermanfaat.

0 komentar: