Wahai saudaraku yang selalu mengharap ridho dan rahmat Allah, tentunya sering kita dengar ungkapan “Cari yang haram aja susah, apalagi cari yang Halal”. Ungkapan ini Saudaraku, seolah olah telah menjadi legalitas untuk mencari harta dengan cara-cara yang tak halal.
Ya… Begitulah! sebagian kenyataan yang terjadi di tengah masyarakat kita. Khususnya dalam urusan mencari rezeki, hanya sedikit yang mau peduli dengan rambu-rambu syari’at. Untuk itulah Wahai saudaraku, yang mencintai Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, Yang mencintai Sunnah-Sunnah beliau, pada postingan kali ini, ana mengangkat tema mengenai Etika mencari Nafkah, agar kita selaku seorang muslim tidak menjadi bagian dari orang-orang yang terjerumus kedalam kemaksiatan dalam mencari rezeki dengan cara dan hasil yang tidak halal.
Naudzubilahi tsumma naudzubillah !!
Toyib Saudaraku, yang selalau mengharapkan sebaik-baik tempat kembali yakni Jannah. 14 abad yang lalu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam telah mengingatkan dan mengabarkan kepada umatnya akan perilaku-perilaku yang tidak benar, perilaku-perilaku yang menyimpang, sebagaimana yang termuat di dalam hadits, yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari (semoga Allah merhmatinya) dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ”Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak peduli lagi dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram.
Nah saudaraku se-Iman se-Aqidah, bukankah sekarang ini, banyak kita dapati atau kitab saksikan lewat berbagai media, dimana banyak orang untuk mendapatkan harta, mereka menggunakan cara-cara yang diharamkan, bahkan mereka memuaskan kebutuhannya dengan benda-benda yang haram, baik haram zatnya, haram sumbernya maupun haram cara mendapatkannya. Padahal, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam telah menyampaikan ancaman, terhadap orang-orang yang memakan harta yang haram (baik itu haram zatnya, haram sumbernya atau haram cara mendapatkannya). Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imem Bukhari dan Ad Darimi (semoga Allah merahmati mereka), dimana Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ”Sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari harta yang haram. Neraka lebih pantas untuknya.” Ingat saudaraku, mari kita camkan bersama, neraka lebih pantas untuk daging yang tumbuh dari harta yang haram.
Dan ketahuilah, bahwa Allah Azza Wa jalla marah terhadap orang-orang yahudi, karena sifat mereka yang suka memakan harta haram , sebagaimana al-Qur’an Surah Al-Maidah ayat 42 (yang artinya) :
“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram”
Al-Imam Al-Qurtubi Rahimahullah dalam tafsirnya yang kami nukil dari As-Sunnah menyebutkan, bahwa salah satu bentuk memakan harta yang haram adalah menerima SUAP. Jadi jangan pernah coba-coba untuk menyuap atau menerima suap. Bahkan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam sangat-sangat menekankan, agar kita umatnya mencari harta dari sumber dan cara yang halal. Karna ada dua pertanyaan ketika kiamat yang terarah berkaitan dengan harta, yakni tentang asal harta dan bagaimana membelanjakannya. Dimana di dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam At Tirmidzi dan al-Imam Ad-Darimi (semoga Allah merahmati mereka) dari Abu Barzah Al Aslam Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ”Tidak akan bergeser telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat, sampai ia ditanya tentang empat perkara. (yaitu) tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang jasadnya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya darimana ia mendapatkannya dan tentang ilmunya, apa yang telah ia amalkan.”
Kemudian di dalam hadits yang dibawakan oleh Al Hakim dan yang lainnya, dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam menjelaskan kepada kita urgensi mencari rezeki yang halal, dimana beliau bersabda, ”Tidak ada satupun amalan yang mendekatkan kalian ke surga, melainkan telah aku perintahkan kalian kepadanya. Dan tidak ada satu pun amalan yang mendekatkan kalian ke neraka melainkan aku telah melarang kalian darinya. Janganlah kalian menganggap rezeki kalian terhambat. Sesungguhnya, malaikat Jibril telah mewahyukan ke dalam hati sanubariku, bahwa tidak ada seorangpun meninggalkan dunia ini, melainkan telah sempurna rezekinya. Bertakwalah kamu kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan cara yang baik. Jika ada yang merasa rezekinya terhambat, maka janganlah ia mencari rezeki dengan berbuat maksiat, karena karunia Allah tidaklah didapat dengan perbuatan maksiat”. Subhanallah!!. Sebuah petunjuk yang agung. Yang dapat kita jadikan hujah dan tuntunan kita dalam mencari rezeki. Dimana kita diperintahkan agar memeriksa setiap rezeki yang telah kita peroleh. Dimana kita harus bersiap diri dengan dua pertanyaan, dari mana harta diperoleh dan kemana dibelanjakan? Oleh karena itu saudaraku yang mencintai Sunnah, kita mesti mengambil yang halal dan menyingkirkan yang haram. Jauhkan rezky yang didapat dengan cara haram. Mulai sekarang stop harta haram. Baik zat, sumber dan cara mendapatkannya. Bahkan, sebaiknya harta yang mengandung syubhat, hendaknya juga kita jauhi.
Di dalam sebuah hadits, dari An-Nu’man bin Basyir Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ”Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu juga jelas. Diantara keduanya ada perkara-perkara syubhat yang tidak di ketahui oleh kebanyakan manusia. Maka barang siapa yang menjaga diri dari perkara syubhat, berarti ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan barangsiapa terjerumus kedalam perkara syubhat, maka ia akan terjerumus kepada perkara haram.” Hadits ini diriwayatkan oleh Muttafaqun ‘Alaih. Jadi Saudaraku se-Iman dan se-Aqidah yang tegak diatas manhaj yang Haq, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabat Ridwanallahu ‘Alaihim Jami’an telah mencontohkan prinsip-prinsip penting tersebut secara jelas. Betapa ketatnya mereka dalam memperhatikan urusan rezeki ini. Mereka selalu memastikan dengan sungguh-sungguh, apakah rezeki yang mereka peroleh itu halal lagi baik ataukah haram. Dan inilah yang harus kita. Sikap inilah yang harus kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai suatu gaya hidup yang islami yang sesuai dengan Sunnah nabawiyah yang shohihah. Wallahu ‘Alam.
0 komentar:
Posting Komentar